Salah satu alasan yang bikin Bush Junior nafsu berperang di Irak adalah minyak. Selain untuk menambah kocek negara adidaya itu, juga untuk mencukupi kebutuhan bangsanya yang memang boros soal minyak
Amrik adalah negara tajir yang boros banget dalam mengonsumsi minyak. Bayangkan, pada tahun 2000 saja, rata-rata konsumsi minyak di Amrik sekitar 4.000 liter per kapita. Padahal saudara-saudara, rata-rata konsumsi dunia itu hanya sekitar 600 liter per kapita. Itu artinya, masyarakat Amrik dalam mengonsumsi minyak, lebih dari enam kali lipat dari rata-rata konsumsi minyak dunia.
Kenapa bisa begitu boros? Wajar saja, sebab budaya dan gaya hidup masyarakat Amrik, yang secara alamiah memang bergantung banget pada minyak. Soalnya, Amrik merupakan negara kaya berpenduduk sekitar 280 juta dengan jumlah kendaraan lebih dari 100 juta unit. Untuk melayani kebutuhan BBM-nya, Amrik menyediakan 176.000 SPBU. Bandingkan dengan Indonesia, yang �cuma’? memiliki 2.500 SPBU!
Secara geografis pun, Amrik merupakan wilayah daratan yang sangat luas, yang merupakan benua dengan fasilitas jalan raya bebas hambatan terpanjang di dunia yang melebihi 100.000 kilometer. Dengan demikian, peribahasa besar pasak daripada tiang layak disandang oleh Amrik. Gimana nggak, AS mempunyai cadangan minyak yang tidak seimbang dengan tingkat konsumsinya (total jumlah cadangan minyak Amrik cuma sekitar 30,4 milyar barrel yang merupakan 3 persen dari total cadangan minyak dunia).
Akibatnya, untuk memenuhi kebutuhan konsumsi minyaknya pada tahun 2002 yang mencapai sekitar 20 juta barrel per hari, negeri Paman Sam ini terpaksa banting tulang untuk mengimpor 60 persen kebutuhannya dari negara Arab Saudi, Venezuela, Meksiko, Irak, Kanada, Nigeria, Kuwait, Norwegia, Inggris, Angola, Rusia, Kolombia, Ekuador, Argentina dan Gabon. Walah?
Gawatnya lagi, jumlah yang diimpor dari kawasan konflik di Timur Tengah, khususnya Teluk Persia, sangat kentara. Tercatat, lebih dari seperempat atau 26 persen total impor minyaknya berasal dari kawasan itu, dan menurut data statistik cenderung meningkat. Jadi, suka atau tidak suka, Amrik sangat tergantung pada minyak Timur Tengah, bahkan untuk jangka panjang akan semakin tergantung, mengingat kawasan ini mempunyai cadangan lebih dari 70 persen dari total cadangan minyak dunia.
Meskipun diasumsikan AS berhasil mengembangkan sumber energi nonminyak seperti tenaga surya, tenaga angin, atau fuel-cell, menurut Dr Salameh, Direktur Oil Market Consultancy, London, dan Dr Edwards dari Universitas Colorado di Boulder, pada tahun 2030-2050 peran energi baru nonminyak tersebut maksimal hanya mencapai sekitar 10 persen dari total kebutuhan energi AS. Dengan demikian, AS masih tetap sangat tergantung pada minyak untuk memenuhi kebutuhan energi jangka panjangnya. Itu sebabnya, Amrik rela berburu minyak sampe ke Teluk!
Wajar banget, sebab Irak memang digdaya soal minyak ini, negeri ini memiliki cadangan minyak 112 milyar barrel yang sudah dibuktikan. Cadangan itu nomor dua di dunia setelah Arab Saudi. Irak kemungkinan masih memiliki 220 milyar barrel lagi sebagai cadangan. Minyak Irak memang menggiurkan.[O. Solihin, dari berbagai sumber]
112 MILYAR barel !! sungguh fantastis,blok cepu saja menurut perkiraan jumlahnya bisa mencapi 10 milyar barrel lebih ! dan inipun masih 1/12 nya cadangan yg di miliki negeri 1001 malam itu..bisa di bayangkan..jika cadangan minyak yang dimiliki negara irak sebesar itu, seharusnya negara itu bisa menyamai bahkan melebihi kemakmuran negara negara tetangganya…seperti kuwait, uni emirat arab, dan bahkan arab saudi…” rasa nasionalisme,kebersamaan,kerukunan antar golongan perlu sekali di jaga…dgn adanya kondisi yang kondusif dan politik yang stabil…serta pemerintahan yang bersih…saya pikir irak akan menjadi negara yang makmur dengan cadangan minyak sebesar itu…” tentu saja harus ada kerjasama yang baik dengan pihak luar negeri/investor asing…karna bisnis minyak memerlukan modal yang cukup besar dan erat kaitanya dgn teknologi tinggi…klu rakyat irak, alergi sama amerika…irak bisa kerjasama dgn china ataupun jepang yg teknologinya sudah di akui dunia…selama menguntungkan kedua belah pihak ! knp tidak?
krna abad ini adalh abad globalisasi…tidak satupun negara yg bisa lepas dari pengaruh globalisasi….krna semua negara memerlukan ekspor dan impor dgn negara lainya untuk memenuhi kebutuhanya…..” apalagi kebutuhan minyak bumi makin meningkat seiring dgn kemajuan ekonomi china , jepang dan asia pada umumnya….! skrng tinggal rakyat dan pemerintah irak sendiri yang menentukan nasibnya…! saya pribadi kurang senang thd pemerintahan sadam husein yg terkesan arogan thd negara lain…bkn hanya pada amerika tapi jg pada negara sesama islam ..iran dan kuwait ! perang tidak akan selamanya membuat kita kenyang….tp hanya akan membuat penderitaan yg berkepanjangan!
urusan syurga dan neraka serahkan saja pada yg di atas ! toleransi antar agama memang perlu di jaga demi perdamaian…..
sdh saatnya bangsa irak untuk menikmati kemakmuran ekonomi…spt negara 2 islam tetangganya…!!semogaaaa…..