Sunday, 24 November 2024, 12:13

gaulislam edisi 504/tahun ke-10 (24 Ramadhan 1438 H/ 19 Juni 2017)

 

Kita sedang berada di 10 hari terakhir bulan Ramadhan (tepatnya ketika buletin kesayangan kamu ini terbit adalah tanggal 24 Ramadhan 1438 H). Bagi kaum muslimin adalah momen yang nggak akan disia-siakan untuk mengumpulkan pahala, sebab ganjaran dari setiap kebaikan yang diamalkan akan dilipatgandakan. Kebayang banget kan gimana senengnya, kalo kamu dikasih upah atas pekerjaanmu 10 kali lebih besar dari upah biasanya untuk pekerjaan yang sama? Secara fitrah pasti senang. Hanya saja, karena pahala itu bentuknya abstrak, banyak di antara kita yang nggak memanfaatkan dengan benar dan baik. Buktinya, banyak juga di antara kita yang nggak puasa, nggak baca al-Quran, nggak taraweh dan amalan lainnya. Ada juga sih yang puasanya getol, tapi rajin juga pacarannya. Waduh!

Nah, kalo ditanya siapa yang pengen masuk surga, jawabannya pasti pengen lah. Yang nggak shalat dan nggak puasa Ramadhan aja kalo ditanya gitu pastinya pengen. Bener apa betul?

 

Ramadhan dan surga

Sobat gaulislam, di bulan ini kita memungkinkan untuk meraih surga. Ramadhan memang bulan yang mulia. Di antara hadits yang agung yang menunjukkan keutamaan bulan Ramadhan adalah sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Jika telah datang bulan Ramadhan, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup, dan setan-setan dibelenggu” (Muttafaqun ‘alaihi)

Dalam riwayat lain, Rasulullah shallallahu ‘alihi wa sallam juga bersabda: “Apabila datang awal malam dari bulan Ramadhan, setan-setan dan jin-jin yang sangat jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup tidak ada satu pintu pun yang terbuka, sedangkan pintu-pintu surga dibuka tidak ada satu pintu pun yang ditutup. Dan seorang penyeru menyerukan: ‘Wahai orang yang menginginkan kebaikan kemarilah. Wahai orang-orang yang menginginkan kejelekan tahanlah.’ Dan Allah memiliki orang-orang yang dibebaskan dari neraka, yang demikian itu terjadi pada setiap malam.” (HR at-Tirmidzi dalam Sunan-nya no. 682 dan Ibnu Majah dalam Sunan-nya no. 1682)

So, kalo kini kaum muslimin gegap gempita mengharap surga, itu wajar. Mendadak surga jadi trending topic. Nggak salah kok. Itu wujud kegembiraan kita menyambut bulan Ramadhan dan menghidupkan setiap harinya dengan amal shalih: puasa, tilawah al-Quran, shalat tarawih, shalat tahajud, infak, shadaqah, zakat dan lain sebagainya amalan shalih. Pahala tentu saja, bahkan dilipatgandakan.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR Bukhari no. 1904, 5927 dan Muslim no. 1151)

Oya, di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan, kita juga diberi kesempatan untuk bisa mendapatkan pahala yang lebih besar lagi. Sebabnya, ada malam qadar. Sebagaimana firman Allah Ta’ala (yang artinya), “Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” (QS al-Qadr [97]: 1-5)

Tentu saja, kebaikan-kebaikan (pahala) yang kita dapatkan bisa menjadi bekal kita di akhirat kelak, dan berharap bisa meraih surga-Nya. Insya Allah.

 

Hanya Islam yang menjamin ke surga

Jika hanya Islam yang menjamin ke surga, maka tentunya hanya satu jalan yang bisa mengantarkan manusia ke surga. Hanya dengan Islam. Bukan yang lain. Menurut Ibnu Qayyim al-Jauziyah, jalan menuju surga itu satu. Itu adalah hasil kesepakatan para rasul yang pertama hingga rasul terakhir. Sedang jalan menuju neraka, maka banyak dan saking banyaknya hingga tak bisa diperkirakan. Oleh karena itu, tidak heran kalau Allah Ta’ala membuat jalan surga dalam bentuk kata mufrad (tunggal) dan membuat jalan ke neraka dalam bentuk kata jama’ (plural) dalam al-Quran (dalam kitab Tamasya ke Surga, hlm. 89). Contohnya firman Allah Ta’ala berikut ini: “dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-jalan itu mencerai-beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu bertakwa.” (QS al-An’aam [6]: 153)

Ibnu Mas’ud ra berkata, “Pada suatu hari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam membuat garis. Sabda beliau, ‘Ini adalah jalan Allah.’ Kemudian beliau membuat banyak garis di sebelah kanan-kirinya. Sabdanya, ‘Garis-garis ini adalah jalan-jalan dan di atas setiap jalan terdapat syetan yang mengajak kepada jalan tersebut.’ Kemudian beliau membaca ayat, ‘Dan bahwa (yang Kami perintahkan) ini adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia; dan janganlah kalian mengikuti jalan-jalan yang lain, karena jalan-jalan tersebut mencerai-beraikan kalian dari jalan-Nya’.” (HR Ahmad dan Hakim)

Itu sebabnya, hati-hati dengan jalan selain Islam. Jika hanya Islam yang akan mengantarkan masuk ke surga, buat apa ideologi lain selain Islam kita cintai dan amalkan? Itu artinya, memang hanya Islam jalan yang lurus itu dan al-Quran adalah petunjuk ke jalan yang lurus tersebut. Allah Ta’ala menjelaskan dalam firman-Nya: “Sesungguhnya al-Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mukmin yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar,” (QS al-Israa’ [17]: 9)

Rasul shallallahu ‘alaihi wassalam juga mewanti-wanti kita untuk tetap berpegang teguh kepada al-Quran dan as-Sunnah. Sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasalam, “Aku tinggalkan bagi kalian dua perkara yang kalian tidak akan tersesat selama berpegang teguh pada keduanya; Kitabullah dan Sunnah nabi-Nya,” (HR Imam Malik)

Semua dari kita memang menginginkan surga, tapi ternyata surga adalah tempat yang eksklusif alias hanya disediakan dan diperuntukkan bagi orang-orang yang beriman dan beramal shalih. Tidak semua manusia bisa masuk ke surga. Itu artinya, untuk mendapatkan ‘tiket’ ke surga harus mengikuti syarat dan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Allah Ta’ala, Sang Pemilik surga itu sendiri. Semoga di antara orang-orang yang masuk surga adalah kita sendiri. Insya Allah.

Sobat gaulislam, maka ketika banyak orang (termasuk orang kafir) yang mendadak biasa nyebutin kata “surga” (namun untuk bahan cibiran), kita sebagai muslim tentu hanya percaya kepada ajaran Islam. Bukan ajaran lain. Perlu dicatat dan digaris-bawahi, ya!

Oke deh, sesuai momen akhir Ramadhan ini, kita bersiap-siap ya agar bisa mengamalkan kebaikan di bulan mulia ini. Tentu saja, berahap pahala yang akan diberikan oleh Allah Ta’ala. Kita berharap, berdoa, dan berusaha sekuat mungkin agar kita bisa meniti jalan menuju surga dengan mudah dan sukses. Semoga Allah Ta’ala menanamkan keimanan dan ketakwaan yang kokoh dalam diri kita sebagaimana yang Allah berikan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabatnya. Semoga Allah menancapkan keberanian yang hebat dalam membela Islam sebagaimana telah Allah tancapkan keberanian membela Islam kepada para pejuang Perang Badar. Semoga Allah memberikan kemenangan kepada dakwah Islam yang kita gelorakan saat ini, sebagaimana kemenangan yang telah Allah berikan kepada Muhammad shallallahu ‘alaihi wassalam dan para sahabatnya di setiap peperangan yang dimenangkannya.

Semoga kita semua menjadi hamba-hamba-Nya yang pandai bersyukur dan senantiasa gemar melakukan amal shalih. Semua manusia rasanya akan menginginkan surga jika kenikmatannya begitu luas, indah, dan menyenangkan. Tapi, hanya manusia pilihan saja yang bisa meraihnya. Semoga kita adalah manusia pilihan Allah yang bisa menikmati surga-Nya. Insya Allah. Aamiin.

Oya, surga harus menjadi target dan tujuan kita kelak di akhirat. Harus disiapkan dari sekarang, bukan dadakan. Setuju?  Harus! [O. Solihin | Twitter @osolihin]