gaulislam edisi 290/tahun ke-6 (3 Rajab 1434 H/ 13 Mei 2013)
Bulan September 2013 nanti, tepatnya tanggal 28, rencananya acara puncak kontes kecantikan sedunia, “Miss World” akan digelar di Jakarta. Indonesia dipilih menjadi tuan rumah pagelaran ratu sejagat yang ke-63. Teknisnya, masa karantina akan diadakan di Bali dan penobatannya digelar di Jakarta. Meski ajang ini masih 4 bulan lagi dari sekarang, tetapi gelombang protes sudah digelar, termasuk di buletin kesayangan kamu ini. Lho, jadi gaulislam ikut-ikutan menolak ajang itu? Iya. Tepat ‘tuduhan’ kamu. Hehehe…
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, kontes kecantikan udah banyak digelar. Mulai dari tingkat kota/kabupaten, tingkat provinsi, level nasional, hingga level dunia. Ajang seperti Abang/None di Jakarta, Mojang/Jajaka di Jawa Barat, dan di daerah lain ada kontes sejenis ini sudah sering digelar. Seharusnya kita bertanya dong: “untuk apa sih diadain kontes kecantikan?” atau pertanyaan: “Tubuh wanita itu memangnya harus dipamerin gitu ya?” dan pertanyaan-pertanyaan lain bisa kamu ajukan sebenarnya. Ini tandanya kamu kritis, Bro en Sis. Jangan cuek aja terhadap berbagai masalah yang ada di sekitar kita.
Nah, ngomongin soal kontes kecantikan, sebenarnya itu bagian dari bisnis lho. Selain itu, nunjukkin fakta bahwa begitulah ideologi kapitalisme memperlakukan wanita. Seolah bisnis apapun harus ada penampilan wanita sebagai media promosinya, meskipun ada yang nggak nyambung sama sekali seperti iklan oli mobil. Wanita direndahkan martabatnya. Namun, anehnya banyak wanita yang nggak nyadar bahwa mreka sedang dilecehkan, bahkan ada yang menikmatinya dengan alasan untuk meraih fulus dan popularitas.
Sejarah singkat kontes kecantikan
Sobat gaulislam, saya sarikan dari berbagai informasi yang bertebaran di internet ya, termasuk dari wikipedia. Nah, Miss World adalah kontes kecantikan tertua di dunia. Sejarahnya bermula dari tahun 1854 yaitu saat kontes kecantikan modern pertama kali digelar di Amerika. Namun, kontes ini ternyata diprotes masyarakat Amerika hingga akhirnya kontes tidak berlanjut. Pagelaran kontes kecantikan di dunia tidak serta-merta mati. Pada sekitar tahun 1951 di Inggris, Eric Morley menggelar kontes kecantikan internasional untuk pertama kali. Kontes ini berawal dari festival/lomba yang bernama Festival Bikini Contest, kemudian berganti nama menjadiMiss World. Catet tuh!
Jadi, Miss World adalah kontes kecantikan termasyhur yang tertua di dunia. Namun beberapa tahun kemudian Eric Morley meninggal sehingga pagelaran tersebut diteruskan istrinya hingga muncul konsep 3B yakni Brain alias kecerdasan, Beauty yang tentu saja hubungannya dengan kecantikan, dan Behavior (kepribadian). Konsep 3B ini sebenarnya hanya untuk memoles kontes kecantikan agar diterima banyak kalangan, karena saat itu masih banyak pihak menolak kontes tersebut, bahkan hingga sekarang.
Pada tahun 1952 sebuah perusahaan pakaian dalam di Amerika mencoba untuk mencari cara mempromosikan produknya dengan menggelar Miss Universe. Tentu para peserta wajib berbusana bikini agar menarik minat pembeli pakaian dalam tersebut. Pada tahun 1996 Donald Trump membeli hak kontes tersebut untuk ditayangkan di sebuah televisi.
Bagaimana dengan Indonesia? Negeri kita baru ikut-ikutan kontes kecantikan kelas dunia pada tahun 1982 dengan mengirimkan wakilnya, yakni Andi Botenri, secara diam-diam karena di dalam negeri kontes kecantikan semacam itu masih banyak pihak yang menolak. Tahun berikutnya, 1983, Titi DJ dikirim diam-diam untuk mewakili Indonesia dalam kontes Miss World di London Inggris.
Pengiriman diam-diam tersebut dilakukan karena sebelumnya Dr. Daoed Joesoef, saat menjadi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan periode 1977-1982, menyatakan secara terbuka penolakannya terhadap segala jenis pemilihan kontes kecantikan. Daoed Joesoef menilai kontes kecantikan hakikatnya adalah sebuah penipuan dan pelecehan terhadap perempuan.
Bro en Sis rahimakumullah, faktanya kontes kecantikan hanya untuk meraup keuntungan bisnis perusahaan kosmetika, pakaian renang, rumah mode, atau salon kecantikan, yang bertujuan mengeksploitasi kecantikan perempuan sebagai primitive instinct dan nafsu dasar laki-laki, serta kebutuhan akan uang untuk hidup mewah.
Walaupun ada penolakan di dalam negeri, kontes kecantikan tetap digelar untuk pertama kali pada hari ulang tahun Jakarta ke 441 pada 22 Juni 1968 dengan peserta hanya 36 orang dan yang terpilih sebagai None Jakarta yaitu Riziani Malik. Indonesia baru memiliki kontes kecantikan secara nasional pada tahun 1992 yang digelar oleh Yayasan Puteri Indonesia dengan sponsor pabrikan kosmetik. Nah jadi benar, seperti dikatakan Menteri Daoed Joesoef, kontes kecantikan selalu berbanding lurus dengan bisnis.
Pada tahun 1992, kontes kecantikan nasional bertitel Puteri Indonesia diizinkan pemerintah karena konon kabarnya masih dianggap sopan. Namun sejak tahun 1997 kontes Puteri Indonesia dilarang Presiden Soeharto karena ajang pamer aurat itu disalahgunakan penyelenggara. Ini terjadi karena setahun sebelumnya, penyelenggara secara diam-diam malah menjadikan kontes tingkat nasional tersebut sebagai ‘batu loncatan’ untuk mengirim pemenangnya, yaitu Alya Rohali untuk mengikuti kontes Miss Universe 1996.
Suasana berubah justru ketika tahun 2000, di masa pemerintahan Gus Dur, kontes Puteri Indonesia kembali diizinkan, namun pemenangnya tidak dikirim ke kontes Miss Universe maupun Miss World. Kebijakan ini tetap dipertahankan sewaktu Megawati memimpin negara ini. Bagaimana dengan sekarang? Jika pemerintah nanti mengizinkan pagelaran Miss World di Indonesia, berarti makin parah dong ya karena udah membiarkan ajang yang merendahkan wanita itu tetap eksis.
Islam memuliakan wanita
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam, ngomongin soal siapa sih yang harus menghargai wanita, menurut saya, wanita itu sendiri dan laki-laki. Kepada para wanita, mohon untuk menghargai diri sendiri. Bagaimana mungkin orang lain (laki-laki akan menghargai wanita) jika wanitanya sendiri udah berani untuk kehilangan harga diri. Memang nggak semuanya, tapi kebanyakan. Kok bisa? Ya, gitu deh!
Lihat aja aksi para wanita di panggung hiburan dan kontes kecantikan, termasuk Miss World. Mereka jadi etalase yang bisa dipandang dengan beragam tatapan dari kaum lelaki dan juga wanita lainnya. Kaum lelaki bisa memelototi sepuasnya gambar-gambar sensual para waita yang jadi model iklan. Kalangan wanita lain berdecak kagum ingin mengikuti jejaknya. Wah, bisa tambah runyam kan? Itu sebabnya, sebaiknya kaum wanita yang terjebak di sana sadar diri, bahwa apa yang dilakukannya bisa menambah masalah. Bukan saja bagi orang lain, tapi juga bagi dirinya sendiri.
Nah, himbauan untuk para wanita tentunya adalah mengkampanyekan untuk sadar diri. Mulai sekarang juga kudu ninggalin anggapan yang menyebutkan bahwa cantik dan menarik itu jika memamerkan bagian-bagian tubuhnya kepada khalayak ramai kayak di ajang Miss World itu. Karena apa? Karena manusia yang mulia tidak dilihat dari cantik/ganteng dan berpenampilan menarik secara fisik. Tapi dari ketakwaannya. Firman Allah Swt.: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” (QS al-Hujurat [49]: 13)
Lagipula dalam Islam kita diperintahkan untuk menutup aurat. Iya kan? Allah Swt berfirman, “Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu, dan isteri-isteri orang Mukmin: ‘Hendaklah mereka menjulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.’ Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS al-Ahzab [33]: 59)
Jujur saja nih, bahwa kecantikan tak akan berarti apa-apa jika tidak berakhlak mulia dan berkpribadian islami. Hargailah wanita sebagaimana makhluk yang juga punya potensi lebih seperti kita laki-laki. Bisa cerdas, bisa bertakwa, dan bisa menjadi teman dalam kehidupan kita. Jangan saling memandang rendah dengan ukuran penampilan fisik. Oke?
Nah, yang paling penting dari semua itu, karena kondisi ini lebih disebabkan karena kerusakan sistem, maka untuk mengubah individu-individu yang bermasalah itu kita harus mengubah masyarakat ini. Satu-satunya kekuatan yang bakal bisa mengubah masyarakat adalah negara. Ya, cuma negara yang bisa lebih tegas dan paling mungkin untuk mengubah kondisi ini jadi lebih baik. Tapi, mungkinkah menggantungkan harapan kepada kapitalisme seperti sekarang ini untuk kehidupan lebih baik? Mimpi kali ye!
Oke deh, karena kerusakan ini akibat tidak diterapkannya Islam sebagai pengatur kehidupan, maka jalan untuk mengubahnya adalah dengan memperjuangkan tegaknya Islam sebagai ideologi negara di bawah naungan Daulah Khilafah Islamiyah. Sehingga, para wanita akan dihargai dan dimuliakan. Selain itu, agar tumbuh kesadaran di tengah masyarakat bahwa tubuh wanita bukanlah etalase yang bisa dipandang sesukanya dan dinilai dengan uang dan ketenaran untuk memuaskan nafsu syahwat belaka.
Sobat gaulislam, saat ini panitia penyelenggara acara Miss World sedang bergerilya untuk dapetin dukungan dari masyarakat, khususnya kaum muslimin yang dinilai berpotensi menolak ajang tersebut digelar di Indonesia. Malah ada kabar bahwa sosialisasi ajang Miss World ini dilakukan hingga ke pesantren-pesantren. Waduh, itu sih namanya pelecehan dong! So, waspadalah jangan sampai kamu tertipu.
Apa yang harus kita lakukan saat ini? Tentu saja mengkampanyekan dan mendakwahkan bahwa kontes kecantikan dunia (termasuk yang level lainnya) hanyalah upaya kaum penjajah untuk menghancurkan akhlak kaum muslimin dengan berlindung di balik bisnis dan hiburan. Ayo, kita tolak bersama-sama. Nggak boleh lagi ada tempat di manapun yang menerima kontes kecantikan yang justru merendahkan martabat wanita. Tolak! [solihin | Twitter @osolihin]