Thursday, 21 November 2024, 22:11

gaulislam edisi 414/tahun ke-8 (14 Dzulhijjah 1436 H/ 28 September 2015)

 

Waduh, gaulislam edisi ini kelihatannya nyerempet-nyerempet nih obrolannya. Halah, kalo nyerempet bisa bahaya, Bro en Sis. Coba aja kamu rasakan kalo keserempet becak, ngeri-ngeri sedap! Jiahaha keserempet becak, nggak elit amat sih? Yee.. jangan salah. Gimana kalo becak tersebut bawa asal sulfat satu drum? Pas nyerempet kamu becak itu terguling dan satu drum asal sulfat tumpah ke sekujur tubuh kamu? Nggak banget deh. Bisa melepuh tuh sekujur tubuhmu. Halah, saya juga kok ikut-ikutan bikin suasana seram?

Sobat gaulislam. Kalo cuma baca judulnya doang kayaknya nggak afdol. Kamu kudu baca ampe tuntas isinya. Ya, edisi ke-414 ini emang bahas tentang porno dan sadis. Kedua istilah ini kami putuskan dibahas di gaulislam karena kebetulan ada fakta yang aktual terkait hal itu. Pornografi udah bukan barang baru di negeri kita. Begitu pun soal sadisme. Nggak cuma Afgan yang nyanyi lagu dengan judul Sadis, tetapi emang fakta keseharian di sekitar kita juga banyak kekerasan dan kekejaman. Terbaru kejadian meninggalnya Anggrah, bocah kelas 2 SD di Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Dia tewas setelah dianiaya temannya yang juga berusia sama. Korban diduga sering mengejek pelaku. Hadeuh, mengapa bisa sesadis itu?

Ngeri! Urusan porno dan sadis yang melibatkan remaja banyak juga lho. Kalo kamu rajin baca koran atau media online, bisa nemuin berita-berita dengan judul model gini: Polisi Bongkar Kos-kosan yang Dijadikan Pabrik DVD Porno; Warnet di Aceh Belum Blokir Situs Porno; Peredaran DVD Porno di Glodok Omzetnya Rp240 Juta; Ribuan DVD Porno Diamankan, Mayoritas Pembelinya Remaja; Menteri Rudi Pusing Situs Porno Bertambah Banyak. Udah ah, nggak mau nerusin baca judul-judul berita model gitu. Bikin miris. Bagaimana masa depan remaja kita?

Nah, yang terkait sadis juga di antaranya berita model gini: Sadis! Karena Cemburu Remaja ini Cekik Pacar, Pukul dan Bakar Hidup-Hidup; Cemburu, Motif Bocah 13 Tahun Habisi Bekas Kekasih; Sadis, Siswa SMP Habisi Teman dengan Palu; Ayah dan Anak Saling Serang Pakai Parang. Stop ah, ogah nerusin baca berita kayak gini. Bikin ngeri dan kesal. Masih banyak lagi berita model gitu yang tiap harinya selalu ada. Bagimana masa depan remaja kita ya?

Sobat gaulislam, porno dan sadis mungkin saja hanya dua potret buram kehidupan remaja saat ini. Belum lagi tentang fakta lainnya seperti aborsi, seks bebas, tawuran, narkoba, miras, dan sejenisnya. Ini memalukan, sekaligus memilukan. Bagaimana nasib 10 atau 15 tahun ke depan bangsa ini?

 

Bahaya pornografi dan kekerasan

Kalo anak kecil dan remaja sudah terbiasa mengakses konten pornografi, besar kemungkinan bahaya itu sudah mengintai mereka untuk kehidupan masa depannya. Bahkan sebenarnya bahaya itu sudah dimulai ketika mereka mulai mengakses pornografi. Sebab, lama kelamaan akan menjadi pecandu. Waduh, ternyata bukan cuma miras dan narkoba yang bikin orang kecanduan, pornografi juga sama.

Saya mencoba menelusuri bahaya pornografi. Nah, salah satunya saya dapetin di Republika Online (11/2/2015) yang mengutip pernyataan seorang psikolog keluarga, yakni Elly Risman yang mengaku prihatin dengan perkembangan anak-anak di era digital. Apa alasannya? Ya, alasannya pornografi telah menyerang habis-habisan kepada generasi penerus bangsa ini. “Pornografi itu jelas bisa membuat otak rusak,” ucapnya. Menurutnya, apabila otak rusak maka otaknya akan seperti binatang yang kemudian berpengaruh pada perilaku mereka.

Menurut Elly Risman, kemungkinan besar anak-anak Indonesia bisa terjangkit virus ketagihan pornografi. Apalagi, saat para anak mendapatkan fasilitas lebih dari orang tua mereka, seperti TV berbayar, gadget, wifi dan sebagainya. Kemudian ditambah lagi dengan kurangnya pengawasan orang tua yang sebagian besar jadwalnya sangat padat.

Memang tidak semua orang tua memberikan fasilitas pada anaknya. “Tapi apakah fenomena pornografi bisa terhindar begitu saja?” tanyanya. Menurutnya, handphone atau gadget  milik orang tua juga bisa jadi pemicu kerusakan otak akibat pornografi.

“Maksudnya, bisa saja sang anak pernah memegang telepon sang ayah yang ternyata si ayah sempat menyimpan gambar atau video yang begituan,” ungkap Elly. Elly mengibaratkan kondisi itu seperti menyelupkan sesendok air kopi ke dalam segelas air putih yang kemudian berwarna keruh. Ini berarti orang tua secara tidak langsung telah mengaktifkan atau menyalakan pornografi di otak anak. Meski bentuknya sedikit, kondisi tersebut tetap saja berbahaya.

Elly mengaku pernah bertemu dengan para ahli bedah otak dari Amerika Serikat. Mereka mengungkapkan betapa bahayanya pornografi pada otak. Menurut Elly, pernyataan para ahli itu jelas membuktikan bahaya pornografi secara ilmiah.

Dokter ahli tersebut, ungkap Elly, mengibaratkan kerusakan otak pecandu pornografi itu sama dengan orang yang mengalami kecelakaan. Persis seperti orang yang tabrakan dan otaknya terluka. Mendengar penjelasan tersebut, Elly mengaku resah.

Tuh, jelas bahayanya kan? Masih belum mantep? Nih, saya dapetin lagi infonya. Masih dari internet sih, yakni di majalahsakinah.com (hehe…). Tetapi saya pikir masuk akal. Berikut saya kutip pembahasan tentang bahaya pornografi tersebut. Siap-siap ya. Bikin ngeri!

Sobat gaulislam, kecanduan pornografi adalah perilaku berulang untuk melihat hal-hal yang merangsang nafsu seksual, dapat merusak kesehatan otak dan kehidupan seseorang, serta pecandu pornografi tidak sanggup menghentikannya.

Menurut ahli bidang kecanduan pornografi, pornografi dapat menyebabkan kerusakan pada lima bagian otak, terutama pada pre frontal corteks (bagian otak yang tepat berada di belakang dahi). Sedangkan kecanduan narkoba menyebabkan kerusakan pada tiga bagian otak. Lebih gawat, ternyata!

Pada dasarnya orang yang kecanduan pornografi merasakan hal yang sama dengan pecandu narkoba, yaitu ingin terus memproduksi dopamin dalam otak. Tapi pecandu pornografi bisa memenuhi “kebutuhan” barunya itu dengan lebih mudah, kapan pun dan di manapun, bahkan melalui ponsel. Akhirnya, ini akan lebih sulit dideteksi dan diobati ketimbang kecanduan narkoba.

Pada pecandu pornografi, otak akan merangsang produksi dopamin dan endorfin, yaitu suatu bahan kimia otak yang membuat rasa senang dan merasa lebih baik. Dalam kondisi normal, zat-zat ini akan sangat bermanfaat untuk membuat orang sehat dan menjalankan hidup dengan lebih baik. Tapi dengan pornografi, otak akan mengalami hyper stimulating (rangsangan yang berlebihan), sehingga otak tidak bekerja dengan normal bahkan sangat ekstrem, yang kemudian bisa membuat otak mengecil dan rusak.

Bila bagian otak limbik selalu digunakan untuk pornografi pada anak dan remaja, maka bagian otak yang bertanggung jawab untuk logika akan mengalami cacat, karena otak hanya mencari kesenangan tanpa adanya konsekuensi.

So, dengan rusaknya otak, maka anak dan remaja akan mudah mengalami bosan, merasa sendiri, marah, tertekan dan lelah. Selain itu, dampak yang paling mengkhawatirkan adalah penurunan prestasi akademik dan kemampuan belajar, serta berkurangnya kemampuan pengambilan keputusan.

Waduh, bahaya benar ya? Hati-hati dan waspada. Kondisi saat ini memungkinan untuk mengakses pornografi, tetapi apa iya kamu begitu mudah untuk melakukan hal itu? Yuk, kuatkan diri jangan sampe ikut-ikutan, apalagi kecanduan pornografi.

Bagaimana dengan kekerasan? Sobat gaulislam, selain pornografi ternyata kekerasan nggak kalah bahayanya bagi kehidupan kita. Fakta seputar kekerasan yang terjadi adalah bukti bahwa pelakunya terinspirasi dari kehidupan sehari-hari atau informasi yang dia dapat dari berbagai media seperti film atau berita seputar itu.

Bahaya kekerasan atau kekejaman (sadisme), khususnya bagi anak dan remaja salah satunya adalah bahaya emosional terkait amarah. Kalo sering nonton tayangan kekerasan, atau bisa juga mengalami kekerasan, maka akan berpengaruh pada cara pandang. Ujungnya akan mempengaruhi perilakunya. Selain itu, anak dan remaja yang kerap menyaksikan kekerasan, juga berpotensi bahaya terhadap penyesuaian pribadi dan sosial berupa ketidakmampuan untuk melakukan empathic complex yaitu suatu ikatan emosional antara individu dan orang-orang di sekitarnya. Mudah marah ketika diejek, tak bisa mengendalikan amarahnya, hingga berujung kekerasan juga yang dilakukannya karena sering mendapatkan solusinya di tayangan kekerasan yang dilihatnya. Bahaya!

 

Solusi Islam

Pornografi dan sadisme adalah dua persoalan gawat yang kini menjangkiti remaja, dari sekian banyak masalah lainnya. Bagaimana menyelesaikan persoalan ini? Pertama, remaja dan orang tua kudu sama-sama sadar bahwa kedua hal itu berbahaya. Kedua, jauhi dan hindari kedua hal itu sembari mendekat kepada ajaran Islam. Mencari solusi dari Islam. Ketiga, menjelaskan bahwa ini bukan masalah keluarga dan masyarakat saja, tetapi sudah menjadi masalah sebuah negara. Maka, negara harus turut menyelesaikan persoalan ini dengan memberlakukan aturan dan sanksi. Keempat, para ulama dan orang-orang yang paham agama kudu gencar berdakwah dan menyampaikan bahwa itu bukan hanya bahaya di dunia, tetapi juga di akhirat karena kedua hal itu bisa mengantarkan seseorang ke lembah dosa. Firman Allah Ta’ala, “…dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi,” (QS al-An’aam [6]: 151)

Sobat gaulislam, langkah kecil kita saat ini: sadar, belajar, dan berpikir. Sadar bahwa kedua hal ini salah. Sadar pula bahwa itu butuh solusi jitu untuk menyelesaikannya. Belajar agar tak terus berbuat salah, sembari berupaya menjadi baik dan terbaik. Berpikir bagaimana caranya agar orang lain juga bisa sadar dan berubah menjadi lebih baik. Jangan lupa, semua itu kudu berlandaskan aturan Islam. Ok? Semangat ya? Harus! Sehingga bisa bilang: Porno dan Sadis? Nggak deh. [O. Solihin | Twitter @osolihin]