gaulislam edisi 241/tahun ke-5 (14 Rajab 1433 H/ 4 Juni 2012)
Waduuuh, tema pacaran diangkat lagi, dibahas lagi, dijembrengin lagi. Sebagian dari kamu mungkin ada yang nganggapnya sepele, udah paham, nggak penting-penting amat. Tetapi, dalam kenyataannya memang banyak remaja yang belum ngeh. Terbukti banget pertanyaan yang dikirim via SMS ke redaksi, rata-rata 7 dari 10 SMS isinya adalah tentang nanyain hubungan antara cowok-cewek. Istilah sekarang ya pacaran. Belum lagi kalo kru gaulislam bahas secara live di Radio MARS 106 FM Bogor dalam rubrik “TAMAN CURHAT REMAJA” yang digelar saban hari Kamis, pukul 20.15 WIB dan dipancarkan melalui audio streaming di: live.gaulislam.com, wuih tuh pertanyaan didominasi oleh “pacaran”.
Hmm… akhirnya kita juga nyadar kalo ternyata banyak juga remaja yang belum ngeh bahwa pacaran diharamkan dalam Islam, banyak remaja yang menyamakan istilah ta’aruf dengan pacaran. Tujuannya biar disebut islami. Aduh, itu keliru Bro en Sis. Itu sama kelirunya ketika kamu bilang bahwa kerudung adalah jilbab. Salah besar itu. Kerudung mah penutup kepala dan rambut-juga harus nutupin bagian dada dan punggung, dalam bahasa Arab disebut khimar. Kalo jilbab pakaian luar yang panjang, tebal, longgar dari bagian pundak hingga menutupi mata kaki. Semacam gamis lah kalo orang sekarang bilang. Tuh, jelas beda banget kan? Kalo kamu tetep bilang bahwa jilbab adalah kerudung, bisa-bisa diketawain sama orang Arab (yang ngerti bahasa Arab tentunya. Sebab, ada juga yang lahir dan besar di Arab tapi nggak ngerti bahasa Arab, yakni Unta. Hehehe.. *nggak nyambung tapi kayaknya bener. Gubrak!)
Oke lah, tentang jilbab kita bahas di lain waktu saja (atau kamu bisa searching di www.gaulislam.com) dengan kata kunci (keyword) “jilbab”, insya Allah akan nemuin artikel-artikel gaulislam edisi sebelumnya yang membahas seputar jilbab. Adapun kepentingannya pada pembahasan di artikel ini adalah sekadar ingin membandingkan bahwa ada remaja yang keliru memahami bahwa ta’aruf sama dengan pacaran yang itu sama artinya salah memahami bahwa jilbab adalah kerudung. Ok? Semoga paham ya. Kalo gitu kita lanjut dah langsung ke pokok pembahasan.
Pacaran itu nikmat?
Kalo kata setan bisa jadi memang itu jawabannya. Bener banget Bro en Sis yang insya Allah dirahmati Allah Swt., kalo ada yang bilang maksiat itu nikmat berarti udah terpedaya bujuk rayu setan. Ya iyalah, masa’ sih pacaran yang memang terkategori maksiat malah dibilang nikmat? Rasulullah saw. udah mewanti-wanti melalui sabdanya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir, hendaklah tidak melakukan khalwat dengan seorang wanita yang tidak disertai mahromnya. Karena sesungguhnya yang ketiga adalah syaitan.” (HR Ahmad)
Tuh, kalo liat ‘biografinya’, iblis (mbahnya para setan) tuh emang jahat dan bisa mencelakakan manusia (termasuk menyesatkan manusia dari jalan kebenaran Islam). Allah Swt .berfirman (yang artinya), Iblis berkata: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”. Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.” Iblis menjawab: “Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus, kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat),” (QS al-A’raaf [7]: 14-17)
Allah Swt. juga berfirman (yang artinya): Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti Aku akan menyesatkan mereka semuanya, kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka,” (QS al-Hijr [15]: 39-40)
Hmm.. jelas banget perilaku dan kesesatan iblis yang tergambar dalam hadis dan al-Quran di atas. So, jangan dekati setan, jangan ngelakuin perbuatan yang memang disukai setan. Pacaran, adalah salah satunya. Sebab, berawal dari pacaran banyak orang tersesat dan rugi. Waspadalah!
Bro en Sis pembaca setia gaulislam, suatu waktu dalam sebuah wawancara perekrutan peserta diklat di sebuah lembaga, saya dan kawan-kawan pengajar menghadapi banyak anak yang tentu saja dengan banyak ragam karakter. Nah, karena usia mereka rata-rata usia produktif, yakni antara 17 hingga 30 tahun, dan kebetulan yang diwawancara pada sesi pertama itu usianya berkisar antara 17-22 tahun, maka pertanyaan yang diajukan kepada mereka (selain hal teknis dan akademik) adalah soal pacaran. Di situlah jawaban mereka hampir sama seragam yakni memiliki pacar. Berarti ini fenomena yang sudah umum di kalangan remaja. Tanpa mendapatkan informasi dari wawancara seperti tadi, di lapangan jauh lebih banyak. Banyak banget malah. Cobalah di jalan, di angkot, di sekolah, dan bahkan ada yang di pesantren juga pacaran. Bahaya!
Satu sesi yang menarik adalah menghadapi anak yang agak slengean. Udah mah gaya rambutnya kayak Bob Marley (karena doi emang mengaku suka musik reggae), juga nih anak nggak konsisten. Dia tahu bahwa kalo nggak sholat tuh dosa, tapi dia nggak kuasa melawan rasa malas dan enggan. Ngakunya mau pangkas rambut kalo pacarnya sembuh dari penyakit yang waktu itu hingga enam bulan lamanya tak sembuh-sembuh hingga ia bernazar pengen potong rambutnya. Tetapi, ketika pacarnya itu sembuh, dia mengaku bingung mau motong rambut. Canggung katanya. Lha, piye iki? Memenuhi permintaan pacarnya aja nggak bisa apalagi memenuhi perintah Allah Swt. Bahaya. Tetapi saya tetap mendoakan semoga kamu segera sadar, Bro! Setelah sadar? Yuk, bergabung bersama barisan pejuang Islam untuk menegakkan syariatNya di muka bumi ini. Insya Allah. Semangat, Bro!
Apa yang didapat dari kisah ini? Ternyata bujuk rayu setan tuh dahsyat banget. Itu sebabnya, kalo pengen lepas dari pengaruh setan, jadikan setan sebagai musuh, jangan sebagai teman. Kalo sebagai teman ya kamu selamanya akan berada dalam kendali setan. Jangan sampe itu. Allah Swt. berfirman (yang artinya): “Sesungguhnya syetan itu adalah musuh bagi kalian, Maka jadikanlah ia musuh (kalian), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala,” (Fathir [35]: 6)
“Ana, Ente. Khatam!”
Kalo kamu cukup rajin memperhatikan tulisan-tulisan di ‘pantat’ truk bakalan ngikik ketawa sendiri. Gimana nggak, lucu-lucu dan menggelitik. Nah, ada satu yang nyambung dengan pembahasan ini: “Putus cinta biasa, putus rokok merana, putus rem matilah kita!” Hehehe.. saya garis bawahi yang “putus cinta”. Ya, pacaran kan identiknya mengekspresikan cinta. Sehingga ada orang yang putus ama pacarnya disebut sedang putus cinta atau patah hati. Tapi ternyata putus cinta bagi orang tertentu adalah biasa. Namun untuk hal yang berkaitan dengan hidup dan mati, mereka nggak main-main. Contohnya tadi, “rem”.
Nah, sekarang gimana kalo tulisan itu kita ganti aja ya: “Putus cinta biasa, putus sekolah merana, putus iman, sesatlah kita” Hehehe.. buat wanti-wanti lah. Sebab, keimanan harusnya ditaro di atas segalanya. Maka, kalo kamu sekarang diminta untuk putusin pacarnya, harusnya udah siap. Sebab, pacar tak terlalu penting bagi hidupmu ketimbang keimanan yang wajib tertanam di hati dan pikiranmu. Setuju?
“Aduh, aku berat banget mutusin dia. Abisnya dia sayang banget sama aku,” mungkin ini salah satu alasan kamu nggak tega mutusin pacarmu. Lebay dah! Emangnya Allah Swt. nggak sayang sama kamu? Padahal kamu udah dibiarkan hidup di dunia ini dan menikmati berbagai rejeki yang diberikan Allah Swt, meski kamu mungkin seringkali menolak perintahNya dan bahkan melanggar laranganNya. Buktinya kamu pacaran. Padahal pacaran itu termasuk mendekati zina yang udah dilarang oleh Allah Swt. sebagaimana dalam firmanNya (yang artinya): “Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk.” (QS al-Israa’ [17]: 32)
Bro en Sis rahimakumullah, ayo kamu pilih taat sama Allah atau taat sama pacarmu? Rasa-rasanya kamu udah tahu jawabannya. Kalo taat sama Allah Ta’ala ya mulai sekarang siapkan untuk mutusin pacarmu. Bilang aja “Ana, ente, Khatam!” (hehehe.. soalnya yang umum kan begini: “Elo, Gue. End!” sambil tangannya nunjuk ke dirinya dan pacarnya lalu diakhiri dengan tangan yang disilang ke leher).
Duh, gimana cara mutusinnya ya? Halah, nggak usah pura-pura bingung. Sebab, kamu juga udah terbiasa mutusin hubungan dengan Allah ketika kamu melanggar perintahNya. Iya kan? Bukan nuduh, cuma ngingetin. Sebab, kamu dengan pacarmu aja pengennya ngebaikin kan? Ngingetin pacarmu, nggak rela ada yang jelek-jelekin pacarmu. Hmm.. tapi giliran kamu melanggar larangan Allah Swt. adem ayem aja tuh hatimu. Kagak panas macam kompor mleduk saat kamu dilarang pacaran. Padahal yang ngingetin dan ngelarang pacaran cuma nyampein syariat Islam. Tul nggak? Pikir-pikir lagi deh, jangan-jangan kamu emang lebih deket ama setan ketimbang ama Allah Swt. Waspadalah karena Allah Swt. udah berfirman (yang artinya): “Barangsiapa yang berpaling dari mengingat Allah yang Maha Pemurah (al-Quran), maka akan Kami datangkan baginya setan (yang menyesatkan), maka setan Itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya. Dan Sesungguhnya setan-setan itu benar-benar menghalangi mereka dari jalan yang benar dan mereka menyangka bahwa mereka mendapat petunjuk,” (QS az-Zukhruf [43]: 36-37)
Bro en Sis pembaca setia gaulislam, yuk benahi diri kita. Pacaran bukanlah ajaran Islam. Kalo pun sekarang banyak orang Islam yang melakukannya, bahkan ada di antaranya para aktivis dakwah, pastilah mereka sedang lalai dan wajib diingatkan. Sebab, pacaran hanya dilakukan oleh orang-orang yang udah kena bujuk rayu setan. Ujungnya bisa menyesatkan dan jauh dari ajaran Islam. Singkat kata nih, kalo kamu punya pacar, putusin aja sekarang juga. Berat? Hmm.. hati-hati, itu tandanya kamu masih belum kuat imannya. Semoga kita semua dijadikan sebagai orang-orang yang beriman dan senantiasa taat kepada Allah Swt. Pacaran? No way! Apapun bentuknya! [solihin | Twitter: @osolihin]
iyap :DD
bener banget 🙂
like your post :))
assalamualiakum…
menurut gaulislam sendiri gmna sih caranya agar rasa sayang kita ma orang yang kita sukai tidak melebihi rasa cinta kita pada Allah SWT..???
trimakasih and wassalamualaikum..
assalammualaikum,,
menurut gaul islam bagaimana cara kita mengetahui bahwa orang itu adalah jodoh kita??
sebelum’y terima kasih,, wassalammualaikum,, 🙂
Gimana caranya biar tau apakah orang pilihan itu bener2 cocok ama kita? masa lngsung nikah? bingung >,<
Oh ya, apa hukumnya kalo pacaran, tapi sekedar sapa2an, smsan, bla bla. temen2ku banyak yg kaya gitu 😀
saya dulu pernah terjerumus dengan rasa cinta kepada seseorang. sungguh saya gak mau mengalaminya lagi. semoga Allah menjadikan hati saya tetap beristiqomah dan menjauhi saya dari perbuatan haram itu. Aamiin Ya Rabbal’alamiin..
masbro… maaf nih ya.. saya mau share dikit deh,
saya saat ini tengah terjerumus dalam lembah itu, bagaimana saya bangkit dari pada keterperosokan saya ini. tatkala saya emang ingin untuk memutuskan someone girl, saya malah merasa iba masbro.. jadi gimana solusinya ? mohon sedikit tausiahnya ya masbro…
ijin copas arikelnya buat materi dakwah ya min. .admin
sbenarnya saat ini aku lagi galau masalah cinta,,,tapi ketika membaca tulisan mas bro alhamdulillah udah agak sedikit reda n sudah brusaha ikhlas,,,saya mau bertanya,,seandainya sy mutusin pacar saya tapi dia nelpon trus apa yg harus saya lakukan pasti sy merasa iba dan balikan lagi karna jujur saja sy sayang banget sama dia