gaulislam edisi 369/tahun ke-8 (24 Muharram 1436 H/ 17 November 2014)
Awas, jangan langsung kamu lempar buletin ini atau kamu close tab di browser internetmu begitu kamu baca judulnya ya. Ini bukan bermaksud menggurui kamu, tetapi mengajak kamu berpikir. Bener lho, tema ini ditujukan buat kita semua, bukan cuma buat yang merokok dan mengenakan rok mini. Mengapa? Sebab, kita punya kepedulian yang sama. Ok?
Sobat gaulislam, tema gaulislam edisi 369 ini adalah tentang rokok dan rok mini. Sengaja disatukan dua tema ini dalam satu pembahasan dengan alasan kasusnya mirip dan alasan mereka yang merokok dan mengenakan rok mini hampir sama, yakni kebebasan. Bebas berbuat. Sesuka hawa nafsunya.
Saya sering banget nemuin orang yang suka merokok. Ada beberapa teman saya malah merokok. Biasanya saya suka iseng ngeledekin dengan menyebutnya sebagai ahli hisap atau anggota majelis suro alias majelis suka rokok. Hehehe ini sih guyonan yang sedikit nyindir. Eh, bukannya tersinggung malah tertawa. Mungkin maksud saya nggak bisa dipahami atau sekadar hiburan saja. Waduh!
Awal bulan kemarin saya mengikuti dua acara yang berbeda, satu di Bogor dan satu lagi di Bandung. Lagi-lagi merokok jadi topiknya. Maka, sesuai dengan pembahasan di buletin ini, anggap saja cerita ini sebagai penambah fakta dan data deh. Gimana nggak, banyak peserta pelatihan yang hobi merokok. Mungkin bukan lagi hobi, tetapi kecanduan. Waktu di Bogor, saya ikut pelatihan penyegaran berbahasa Indonesia bagi penyiar (hehehe.. saya ikutan walaupun bukan penyiar, tetapi kebetulan bersama kawan-kawan mengelola program siaran untuk radio). Banyak banget tuh penyiar yang merokok. Mudah saja melihatnya, yakni ketika sarapan atau makan siang, mereka memilih duduk di luar restoran. Supaya bisa ‘ngebul’. Di dalam ruangan kan ber-AC. Ada di antara mereka yang merokok adalah perempuan. Waduh! Sebenarnya nggak terlalu kaget, tapi ya nyebelin juga. Udah mah pakaiannya nggak menutup aurat secara sempurna, eh merokok pula.
Hal serupa juga saya temukan saat ikut pelatihan di Bandung. Kali ini justru anggota majelis suro (suka rokok) adalah bapak-bapak pengajar alias guru. Kebetulan pelatihan yang di Bandung ini diikuti banyak guru. Saya juga kebetulan guru (tapi saya nggak ngerokok, lho). Iya. sebel juga sih karena cukup banyak guru yang merokok. Cuma gimana ya? Saya ternyata lemah karena nggak bisa nasihatin langsung bapak-bapak guru yang pastinya punya murid. So, jangan heran kalo murid-murid juga banyak yang merokok karena ada gurunya yang mencontohkan merokok. Pernah juga lho suatu saat saya berkunjung ke beberapa sekolah sambil menawarkan gaulislam ke sekolah yang dikunjungi. Sambil ngobrol, eh gurunya banyak yang ngerokok. Padahal, di ruangan tempat kami ngobrol ada stiker tentang larangan merokok. Jadi, nu lieur saha? (sori ya buat yang nggak ngerti bahasa Sunda pasti kena roaming. Silakan tanya ke temannya yang ngerti bahasa Sunda ya).
Bahaya rokok
Sobat gaulislam, daripada salah nulis dan terkesan menggurui, mending saya kutip aja tulisan di website dokita.co (portal dokter kita seputar informasi kesehatan). Nih ringkasannya tentang bahaya rokok. Dalam website tersebut ditulis informasi bahwa dalam satu batang rokok mengandung sekitar 7.000 zat kimia, 200 jenis di antaranya bersifat karsinogenik, yaitu zat yang merusak gen dalam tubuh sehingga memicu terjadinya kanker, seperti kanker paru, emfisema, dan bronkitis kronik. Atau juga kanker lain, seperti kanker nasofarings, mulut, esofagus, pankreas, ginjal, kandung kemih, dan rahim. Aterosklerosis atau pangerasan pembuluh darah bisa menyebabkan penyakit jantung, hipertensi, risiko stroke, menopause dini, osteoporosis, kemandulan, dan impotensi.
Racun rokok terbesar dihasilkan oleh asap yang mengepul dari ujung rokok yang sedang tak dihisap. Sebab asap yang dihasilkan berasal dari pembakaran tembakau yang tidak sempurna. Asap rokok mengandung sejumlah zat yang berbahaya seperti benzen, nikotin, nitrosamin, senyawa amin, aromatik, naftalen, ammonia, oksidan sianida, karbon monoksida benzapirin, dan lain-lain. Partikel ini akan mengendap di saluran napas dan sangat berbahaya bagi tubuh. Endapan asap rokok juga mudah melekat di benda-benda di ruangan dan bisa bertahan sampai lebih dari 3 tahun, dengan tetap berbahaya.
Nah, bagaimana dengan perokok pasif alias yang nggak merokok? Masih di website dokita.co, tertulis secara lengkap dan saya cantumkan aja sedikit ya. Termasuk di dalamnya ada wawancara dengan dokter ahli.
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Perokok pasif lebih berbahaya dibandingkan perokok aktif. Bahkan bahaya perokok pasif tiga kali lipat dari bahaya perokok aktif. Dokter Budhi Antariksa, Spesialis Paru dari Rumah Sakit Royal Taruma mengatakan, sebanyak 25 persen zat berbahaya yang terkandung dalam rokok masuk ke tubuh perokok, sedangkan 75 persennya beredar di udara bebas yang berisiko masuk ke tubuh orang di sekitarnya.
Konsentrasi zat berbahaya di dalam tubuh perokok pasif lebih besar karena racun yang terhisap melalui asap rokok perokok aktif tidak terfilter. Sedangkan racun rokok dalam tubuh perokok aktif terfilter melalui ujung rokok yang dihisap. Namun konsentrasi racun perokok aktif bisa meningkat jika perokok aktif kembali menghirup asap rokok yang ia hembuskan. “Namun karena perokok aktif sekaligus menjadi perokok pasif maka dengan sendirinya risiko perokok aktif jauh lebih besar daripada perokok pasif,” ujar dr.Budhi Antariksa.
Selain itu, berbagai hasil penelitian juga menyimpulkan perokok wanita berisiko 25 persen lebih tinggi daripada perokok pria. Perokok wanita memiliki risiko ganda terhadap penyakit jantung dan kanker paru-paru bila dibandingkan dengan perokok pria. Penyebabnya karena wanita memiliki berat badan dan saluran darah yang lebih kecil dari pria.
Bahaya merokok pada wanita antara lain: Merusak kulit, mengganggu sistem reproduksi, menganggu siklus menstruasi termasuk timbulnya rasa nyeri, menurunkan kesuburan, meningkatkan risiko terkena kanker payudara, rahim, dan kanker paru-paru, menganggu pertumbuhan janin dalam rahim, menganggu kelancaran ASI, keguguran, hingga kematian janin.
Ayo, siapa di antara kamu yang masih betah merokok sementara bahaya sudah jelas terpampang di depan mata? Kalo kamu merokok di tempat umum, bahaya rokok bukan cuma kena kamu, tetapi juga orang lain. Please deh, kalo kamu mau tetap ngerokok di tempat umum, pakelah helm full face dan asapnya ‘telen’ sendiri ya. Nah, lho!
Bahaya rok mini
Sobat gaulislam, berbeda dengan rokok yang merusak langsung secara fisik, rok mini jika digunakan di tempat umum bisa berpotensi merusak pikiran dan perasaan yang melihatnya. Saya pikir nggak perlu dijelasin dengan detil pasti kamu udah paham deh. Memang sih, ada yang komplain bahwa yang pikirannya ngeres saat ngeliat cewek pake rok mini, itu pihak yang wajib disalahkan. Alasan mereka, tak semua cowok pikirannya ngeres kalo ngeliat cewek pake rok mini. Emang sih, nggak semua begitu. Tetapi gimana kalo yang kebetulan ngeliat itu adalah tipe cowok lemah iman tapi kuat nafsunya? Nggak ada jaminan kalo kemudian cewek yang pake rok mini bisa selamat dari sergapan cowok brutal lalu akhirnya, maaf, diperkosa. Kalo udah gini kejadiannya siapa yang salah? Tentu saja kedua belah pihak.
Ingat lho, kejahatan bukan hanya karena niat pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan. Walaupun punya niat mau berbuat jahat tapi kesempatan nggak ada, ya nggak jadi. Begitu juga sebaliknya. Kesempatan ada, tetapi nggak ada niat berbuat jahat, ya nggak jadi juga. Tetapi ketika niat sudah ada dan kesempatan ada, bukan mustahil akhirnya kejadian juga. Betul apa bener?
Saya sendiri nggak tahu pasti alasan perempuan mengenakan rok mini saat keluar rumah. Tetapi kalo ditanya sekadar nebak maksud mereka, rasa-rasanya saya bisa, Cieee.. iya, maksudnya saya mencoba menerka apa yang ada di pikiran para cewek yang mengenakan rok mini. Alasan pertama mungkin karena ingin diperhatikan oleh cowok. Ini bisa menjadi alasan yang umum. Why? Sebab buat apa mengenakan jika tak ada maksud ingin cari perhatian. Alasan kedua, memang dia menilai bahwa itulah mode atau gaya pakaian yang dipilihnya, misalnya dengan asalan ikut tren atau mode. Dia berdalih kebebasan.
Lalu bagaimana?
Hayo, terus ngapain? Hmm… ngapain ya? Kok malah balik nanya sih? Hehehe.. woles Bro en Sis. Kalo ditanya, “lalu bagaimana?” setelah pemaparan berbagai fakta dan opini, tentunya kamu kudu berubah. Segera sadar dan ajak teman kamu yang masih betah merokok dan mengenakan rok mini (tentu saja ini teman yang cewek, karena kalo cowok mengenakan rok mini ya aneh bin ajaib).
Setelah sadar? Ya, lebih bagus kalo kemudian belajar. Harus punya alasan mengapa merokok itu nggak baik dan harus punya pendapat bahwa mengenakan rok mini di tempat umum itu salah. Lho, emang perempuan boleh pake rok mini di tempat khusus? Ya, silakan saja kalo kamu yang cewek lagi di rumah sendirian atau di hadapan suamimu. Kalo di tempat umum? Ya, jelas berdosa dong. Oke?
Sobat gaulislam, merokok dan mengenakan rok mini di tempat umum adalah bahaya dan membahayakan orang lain. Dari Abû Sa’îd Sa’d bin Mâlik bin Sinân al-Khudri Radhyallahu anhu, Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh membahayakan orang lain.” (HR al-Hakim dan al-Baihaqi)
Oya, Dharar (bahaya) adalah lawan dari manfaat. Makna hadits tersebut tidak boleh ada bahaya dan tidak boleh menimbulkan madharat (bahaya) tanpa alasan yang dibenarkan dalam syariat. So, rokok dan rok mini itu jika ‘diaplikasikan’ di tempat umum adalah suatu bahaya dan membahayakan. Apalagi jika yang bersangkutan adalah pejabat publik atau orang yang semestinya jadi teladan orang lain. Itu sebabnya, jauhi kedua kebiasaan buruk tersebut. [O. Solihin | Twitter @osolihin]