gaulislam edisi 327/tahun ke-7 (26 Rabiul Awwal 1435 H/ 27 Januari 2014)
Sobat gaulislam, lagi-lagi remaja jadi sorotan. Bukan hanya masalah pergaulan bebas, sederet kenakalan lainnya turut mewarnai kehidupan remaja. Dalam hal penyalahgunaan narkoba, menurut penelitian Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan bahwa 50 – 60 persen pengguna narkoba Indonesia adalah pelajar dan mahasiswa. Begitu juga dengan tawuran, pada tahun 2011 aja, ada 339 kasus tawuran yang menyebabkan 82 anak meninggal dunia. Sedih banget, ya?
Nah, bentuk penyimpangan lain yang dilakukan remaja adalah aborsi dan prostitusi. Baru-baru ini di Kabupaten Ponorogo Jatim ditemukan sekitar 200 ABG, berstatus pelajar dan mahasiswi, meramaikan prostitusi. Ini mementahkan anggapan, kalo dunia prostitusi didominasi wanita dewasa, lho. Bahkan menurut temuan PMI setempat, 4 orang di antaranya udah positif mengidap HIV/AIDS.
Mirisnya, kebanyakan dari mereka mengaku terjun ke dunia prostitusi akibat disakiti cowok seperti pacar maupun teman akrab, lalu mereka melampiaskan dengan cara balas dendam. Terus, ingin memiliki penampilan mewah seperti punya motor terbaru, mobil hingga telepon seluler terbaru atau terkini. Terakhir, pengen cari nafkah tambahan.
Kasus serupa juga terjadi di Surabaya. Seorang siswi SMP menjadi mucikari yang menjual sekitar 15 orang teman sebayanya untuk ditawarkan ke om-om hidung belang (kayak kucing aja ya, hidung belang hehehe..). Tragisnya, pihak kepolisian menjelaskan kalo prostitusi ini dilakukan secara mandiri dan professional oleh ABG tersebut. Istighfar, Sob!
Taat itu wajib
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Islam punya konsep tentang pembebanan hukum. Saat kita udah baligh, yang pada laki-laki ditandai dengan bermimpi (al-ihtilam) dan perempuan ditandai dengan haid, maka saat itulah kita udah terkena taklif atau beban hukum. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Pena diangkat dari tiga orang: orang yang tidur sampai ia bangun, anak kecil sampai ia dewasa dan orang gila sampai ia sadar” (HR Tirmidzi, No. 1423)
Artinya, kalau udah mencapai masa baligh, kalo kita nggak mau terikat dengan hukum Allah, maka kita berdosa. Sebaliknya kalau aturan Allah selalu kita jadikan problem solver alias pemecah masalah, maka kita akan dapat pahala. Nah, usia berapa tuh seseorang dikatakan udah baligh? Tergantung, tiap orang nggak sama. Tapi menurut para ulama, umumnya terjadi atau dimulai sekitar usia 12 – 14 tahun.
Oya, perbuatan-perbuatan seperti pacaran, seks bebas, narkoba dan tawuran adalah perbuatan maksiat yang tentu aja pelakunya mendapatkan dosa. Pelaku dosa ini kelak akan mendapatkan siksa yang luar biasa pedih di akhirat. Kalo di antara temen-temen ada yang sempat terjerumus dalam maksiat, hayu, buruan tobat! Ingat lho, ada dua sifat Allah yang sering banget diulang dalam al-Quran, yakni Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Allah itu bener-bener sayang ama hamba-Nya sampai-sampai nggak langsung menghukum atas dosa-dosa hambaNya itu, Allah Ta’ala berfirman, “Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatu pun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktu (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak (pula) mendahulukannya.” (QS an-Nahl [16]: 61)
Dengan menangguhkan hukuman, Dia memberi waktu kepada orang yang berbuat salah untuk memohon ampun dan bertobat. Nggak peduli betapa besar dosa yang ia lakukan, ia selalu mendapat kesempatan untuk dimaafkan jika bertobat dan berbuat kebaikan. Tobat juga berarti permohonan dukungan dan kekuatan dari Allah untuk membantu orang yang bersalah agar nggak mengulangi perbuatan salah yang sama. Artinya, kita kudu ngingetin temen yang belum terjebak maksiat ato yang udah terlanjur maksiat untuk menjauhi larangan-larangan Allah en terikat dalam aturannya. Karena, bentuk tobat yang diterima Allah itu adalah yang diikuti dengan perbuatan-perbuatan baik.
Jaga akidah dengan dakwah
Bro en Sis rahikumullah, pembaca setia gaulislam. So, buat kamu-kamu yang selama ini udah berusaha keras menjaga akidah meski badai menghadang, hujan topan melanda, saya kasih acungan tiga jempol deh (ama jempol kaki. Tapi maaf, satu jempol lagi masih dipake buat garuk-garuk hehehe..). Itu sebabnya, seorang anak muda yang beriman itu lebih utama dibandingkan orang berusia tua yang beriman. Ciri-ciri orang beriman seperti yang ada dalam firman Allah yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu adalah mereka yang jika disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat-Nya, bertambahlah iman mereka (karenanya) dan kepada Tuhanlah mereka bertawakkal, (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rizki yang kami berikan kepada mereka. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya.” (QS al-Anfal [8]: 2-4)
Orang beriman itu adalah orang yang lembut hatinya dan takut kepada Allah Ta’ala ketika nama-Nya disebut. Keyakinan mereka bertambah dengan mendengar ayat-ayat Allah. Mereka nggak berharap kepada selain-Nya, juga nggak meminta hajat kecuali kepada-Nya. Buat mereka ini, Allah menjanjikan derajat yang tinggi di sisi-Nya dan memperoleh pahala dan ampunan-Nya. Subhanallah. Ayo, Bro en Sis, terus istiqomah ya. Teruslah mencari keridhoan Allah. Ya, Islam adalah pilihan yang benar.
Sobat pencinta gaulislam, Islam bukanlah keyakinan yang individualistik. Kaum muslimin memiliki tugas untuk menyebarkan ajaran Islam. Islam mengajarkan bahwa setiap muslim itu memiliki andil untuk berdakwah. Tidak terkecuali para remaja dong. Temen-temen harus punya tekad untuk ngajak temen-temen lainnya untuk dekat dengan Allah. Selain terus meningkatkan ketakwaan diri, kita kudu dakwah. Allah senantiasa memuji orang yang berdakwah dan mengajarkan kebaikan pada manusia. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda, “Sesungguhnya para malaikat, serta semua penduduk langit-langit dan bumi, sampai semut-semut di sarangnya, mereka semua bershalawat (mendoakan dan memintakan ampun) atas orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia” (HR Tirmidzi, No. 2685, shahih)
Nggak sedikit lho, remaja yang menganggap bahwa Islam itu kuno dan jadul (old fashioned). Maka kamu harus membuktikan bahwa asumsi mereka adalah salah besar. Tunjukkan kepada mereka bahwa Islam adalah agama yang relevan dan up to date, untuk kapan pun dan di mana pun. Tunjukkan juga, bahwa Islam adalah sesuatu yang realistis. Seperti tentang hubungan dengan Allah, tunjukkan kepada mereka bahwa setiap muslim bisa dekat dengan Allah; di mana saja dan kapan saja. Pokoknya, Islam is the best deh!
Sang pencinta kebenaran Islam
Sobat gaulislam, perlu dicatat bahwa Islam telah terbukti mampu melahirkan pemuda cemerlang. Generasi yang selalu mencintai kebenaran Islam sepenuh hati. Sebut saja Imam Syafi’i. Sejak anak-anak beliau banyak mengisi waktu dengan belajar bahasa Arab menghafal al-Quran, sehingga pada usia tujuh tahun telah menghafal al-Quran seluruhnya.
Nggak cuma itu, beliau juga mempelajari fiqih. Hingga saat berusia dua puluh tahun, beliau sudah memiliki kedudukan yang tinggi di kalangan ulama di jamannya dalam berfatwa dan berbagai ilmu yang berkisar pada al-Quran dan as-Sunnah. Beliau juga sering bepergian menuju negeri-negeri Islam seperti Yaman demi menyerap ilmu dari para ulama. Begitulah Imam Syafi’i yang namanya sangat popular dalam bidang ushul fiqih.
Ada juga Ibnu Taimiyah sang pembela tiap jengkal tanah umat Islam dari kedzaliman musuh dengan pedangnya, seperti halnya beliau adalah pembela aqidah umat dengan lidah dan penanya. Semenjak kecil udah nampak tanda-tanda kecerdasan pada diri beliau. Begitu tiba di Damsyik beliau segera menghafalkan al-Quran dan mencari berbagai cabang ilmu pada para ulama dan ahli-ahli hadits negeri itu.
Kecerdasan serta kekuatan otaknya membuat para tokoh ulama tersebut tercengang. Ketika umur beliau belum mencapai belasan tahun, beliau udah menguasai ilmu ushuluddin dan mendalami bidang-bidang tafsir, hadits dan bahasa Arab. Pada umurnya yang ke tujuh belas beliau udah siap mengajar dan berfatwa. Amat menonjol dalam bidang tafsir, ilmu ushul dan semua ilmu-ilmu lain, baik pokok-pokoknya maupun cabang-cabangnya. Beliau detail dan teliti.
Saat tentara Tartar menyerang Syam dan sekitarnya, dengan berani Ibnu Taimiyah berteriak memberikan komando kepada umat Islam untuk bangkit melawan. Akhirnya dengan izin Allah Ta’ala, pasukan Tartar berhasil dihancurkan, maka selamatlah negeri Syam, Palestina, Mesir dan Hijaz.
Demikian pula Imam Ahmad bin Hambal. Beliau adalah salah satu imam dari empat mazhab yang menghapal al-Quran pada usia 15 tahun dan mulai belajar hadits di usia yang sama. Hadits yang dihapal beliau adalah satu juta hadits dan banyak ulama memuji kecerdasan dan akhlaknya. Terkenal berkepribadian pemalu, santun, sangat menghargai guru dan banyak berfikir. Imam Syafi’i sangat mengaguminya hingga memberikan beliau gelar imam dalam delapan hal. Delapan imam itu adalah imam dalam hadits, imam dalam fiqih, imam dalam bahasa, imam dalam al-Quran, imam dalam kefaqiran, imam dalam kezuhudan, imam dalam wara’ dan imam dalam sunnah.
Nah, sobat gaulislam, gimana? Mau nggak unggul seperti mereka? Mau! Caranya, yaitu dengan selalu mencintai kebenaran seperti mereka. Ini tentu aja nggak bisa dengan jalan pintas. Kudu punya kemauan yang kuat untuk menjadikan Islam sebagai tujuan hidup. Dengan kata lain, jadikan kepribadianmu pribadi Islami dengan terus belajar, mengkaji Islam dan bergaul dengan orang-orang shalih. Jangan lupa, terus baca gaulislam yang insya Allah selalu siap menemanimu untuk terus mencintai kebenaran. Ayo, jadi sang pencinta kebenaran! [Wita Dahlia I Wita_Dahlia@yahoo.com]