edisi 004/tahun I (19 Nopember 2007)
Pernah mendapat pembagian kondom gratis? Syukurlah kalo belum. Kalo pun di antara kamu sudah ada yang pernah didatangi aktivis LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) tertentu dan mereka membagikan kondom gratis, waspadalah! Karena ini adalah kampanye ajakan untuk menjadi penganut paham free sex, meski terselubung.
Awal-awalnya mereka ini menamakan dirinya gerakan peduli AIDS dan memberi kondom gratis untuk menekan angka pengidap virus HIV. Tapi sesungguhnya jika kamu jeli, pasti muncul pertanyaan: “ngapain juga pake kondom untuk menghindari AIDS?” Sedangkan di banyak penelitian dibuktikan bahwa besar virus HIV itu lebih kecil daripada pori-pori yang terdapat pada kondom. Kondom (yang terbuat dari bahan lateks) terdapat pori-pori dengan diameter 1/60 mikron dalam keadaan tidak meregang. Sedangkan bila dalam keadaan meregang lebarnya pori-pori mencapai 10 kali. Sementara virus HIV berdiameter 1/250 mikron. Jadi jelas bahwa virus HIV dapat dengan leluasa lolos melalui pori-pori kondom. Intinya, tak ada jaminan dengan memakai kondom, para pelaku free sex bisa bebas dari penyakit AIDS.
Ujung-ujungnya dari kampanye ini adalah ‘ajakan’ untuk sama-sama menikmati free sex tanpa takut terkena penyakit kelamin. Apa coba makna dibagikannya kondom gratis kepada para pelajar kecuali untuk digunakan? Alih-alih menyadarkan remaja untuk menghindari free sex, pembagian kondom gratis ini malah semakin memicu daya ingin tahu remaja tentang seks itu sendiri. Apalagi dikomporin dengan kondom di depan mata. Remaja lemah iman sudah pasti tergiur ingin mencobanya. Naudzubillah.
So, untuk jaga-jaga buat kamu semua, mending juga baca topik gaulislam edisi ini supaya tambah cerdas dalam mengkritisi kampanye safe sex dengan kondom. Lanjuuttt!
No free lunch
Maksudnya tidak ada barang gratis di dunia kapitalis sekarang ini. Begitu juga dengan pembagian kondom yang katanya gratis untuk mendapatkan seks yang aman. Pembagian ini pada permukaannya memang terlihat gratis karena dibagikan secara cuma-cuma tanpa membayar serupiah pun. Namun pada kenyataannya, bila kita jeli menyikapi situasi, kondom ini sesungguhnya tidak gratis sama sekali.
Pelajar SMA dan para mahasiswa yang notabene masih sangat muda dan polos, bisa terpancing rasa ingin tahunya dengan pembagian kondom ini. Bukan mustahil mereka akan coba-coba menggunakannya dengan melakukan sex before married alias berzina. Bisa dengan (maaf) pelacur yang saat ini banting harga karena banyak pesaing, atau bahkan dengan pacarnya sendiri.
Percobaan pertama memakai kondom gratisan. Namun bila ketagihan, maka mau tidak mau mereka akan membeli kondom baru sebagai gantinya. Modus ini mirip sekali dengan pemakaian narkoba yang memberi pancingan gratis di awal pemakaian. Dan bila sudah ketagihan, maka si pengedar menangguk untung dari si pecandu itu. Nggak bisa nggak, produsen kondomlah yang diuntungkan dari kampanye safe sex dengan kondom. Sangat khas ciri masyarakat kapitalis.
Itu di satu pihak. Di pihak lain, ada sesuatu yang tersembunyi yang jauh lebih berbahaya daripada sekadar memberi keuntungan kepada produsen kondom.
Yup, perusakan generasi, inilah tujuan sebenarnya dari kampanye free sex dengan kondom. Entah para aktivis kampanye itu yang memang tidak tahu atau pura-pura tidak tahu bahwa pemakaian kondom sangatlah tidak efektif untuk mencegah penyakit AIDS. So, masih selalu terbuka peluang bagi siapa pun yang melakukan free sex, meski sudah memakai kondom, untuk terjangkit penyakit yang hingga saat ini belum ada penangkalnya itu.
Sobat muda, safe sex dengan kondom hanya sebuah tameng untuk ajakan free sex alias berzina yang mendapat legalitas atau ijin resmi. Dengan memakai kondom, seolah ingin dikatakan “Jangan takut melakukan free sex. Nggak perlu nikah dulu untuk bisa melakukan seks. Nggak perlu takut kena penyakit kelamin atau AIDS. Kan sudah pake kondom.”
Yang cowok jadi merasa tenang dan damai melakukan seks bebas karena selain slogan safe sex tadi, mereka juga tidak takut pacarnya akan hamil di luar nikah. Sedangkan bagi yang cewek juga sama saja. Kondom menjadi alat pembenar untuk melakukan seks dengan pacar karena risiko hamil jadi kecil. Yang terjadi adalah rusaknya generasi baik-baik menjadi sekumpulan generasi hobi berzina di masyakarat yang memang sudah sakit ini. Naudzubillah.
Safe sex with NO free sex
Bagi kamu yang masih usia belasan tahun saat ini dan duduk di bangku SMP atau SMA, safe sex yang baik dan benar adalah dengan NO Free Sex. Belajar aja yang rajin dan ngaji Islam dengan benar supaya kamu tahu bahayanya melakukan free sex. Jangan pernah tergiur nikmat sesaat tapi terlaknat sepanjang hayat. Rugi di dunia karena kamu sudah merusak harga diri dan kesucianmu, merana di akhirat karena berzina termasuk salah satu dari dosa besar yang ending-nya berakhir di neraka yang panas mendidih. Hiiii
Bagi kamu yang sudah mahasiswa atau agak gedean dikit, boleh tuh safe sex dengan pasangan sah alias kudu married dulu. Selain nggak dosa, safe sex after married malah berpahala. Dan bila kamu masih belum bisa melakoni safe sex after married, maka solusinya adalah berpuasa dulu dong. Bisa kan?
Selain peran serta kamu untuk bersikap Safe sex with NO free sex, harusnya masih ada dua pihak lain yang kudu terlibat dalam hal ini. Masyarakat sekitar nggak boleh cuek bebek dengan merebaknya kasus free sex. Mereka harus mempunyai kontrol untuk ber-amar ma’ruf nahi munkar ketika ada perilaku yang menyimpang di tengah-tengah masyarakat. Nggak boleh lagi ada anggapan ‘yang penting bukan gue pelakunya’.
Pihak terakhir yang juga kudu turut andil adalah negara. Ketika individu dan masyarakat sudah beritikad baik dengan menolak free sex, negara harus punya suara sama dalam hal ini. Sangat nggak ideal kalo ternyata negara malah menyetujui dan melegalkan seks bebas dengan banyak bermunculannya lokalisasi pelacuran. Bahkan nama lokalisasinya tenar hingga ke manca negara sebagai salah satu daya tarik wisata. Walah, kacau kan?
Aneh sekali ketika sebagian pihak begitu peduli dan prihatin dengan masa depan pemuda dan remaja, namun di pihak lain sebagian orang malah ingin menghancurkannya. Sebagian pihak ini adalah manusia-manusia yang ingin menyelamatkan moral dan keimanan remaja dengan mengingatkan bahayanya free sex, sedangkan di pihak lain ada sekelompok orang yang sok menjadi manusia dengan melegalkan perzinaan. Ironis!
Tak heran akhirnya bila remaja negeri ini menjadi terombang-ambing di tengah dua kubu ini, antara penolak free sex versus penggiatnya. Parahnya, ternyata banyak remaja yang ambil bagian menjadi pelaku utama dalam kasus ini. Duh, menyedihkan banget deh!
Konspirasi 3 S
3 S = Sport, Song dan Sex. Tiga S inilah yang jadi ujung tombak musuh-musuh Islam untuk merusak generasi muda. Slogan “3 S” sudah terbukti berhasil melenakan pemuda-pemudi muslim.
Gelora jiwa muda yang masih fresh dan meledak-ledak menjadi sasaran empuk untuk perusakan melalui jalur free sex ini. Media cetak (majalah-majalah yang mengumbar aurat) dan elektronik (sinetron-sinetron yang melulu tentang pacaran) menjadi corong pembangkit nafsu seks remaja untuk muncul. Remaja jadi lebih memperturutkan hawa nafsunya daripada mengejar prestasi setinggi-tingginya.
Musuh-musuh Islam tahu banget bahwa umat Islam tidak bisa hanya diperangi dan dimusuhi secara fisik saja. Ada yang jauh lebih efektif dari itu semua yaitu merusak kepribadian generasi muda muslim. Para pembenci Islam ini nggak berani mengusik umat Islam Indonesia yang jumlahnya terbesar sedunia secara langsung. Karena bila ini yang terjadi yaitu perang secara terbuka, bisa dipastikan semangat jihad kaum muslimin akan muncul. Oleh karena itu harus ada cara lain untuk merusak Islam tanpa disadari oleh umat Islam sendiri. Yup, merusak moral generasi mudanya adalah kunci jawaban itu.
So, cepat sadar wahai pemuda-pemudi muslim! Jangan mau kamu jadi sasaran empuk pengrusakan moral generasi muslim melalui free sex. Yakin deh, hidup ini terlalu indah untuk dihabiskan dengan hanya melulu mikirin urusan seks. Nggak banget gitu loh!
Sex after married aja deh!
Islam nggak menghapuskan naluri seks (bahasa kerennya sih gharizah an-nau’) dari dalam diri manusia. Yang ada hanyalah Islam itu mengatur naluri seks di jalan yang baik dan benar, yaitu setelah pernikahan. Untuk sementara ini, karena kamu masih berstatus pelajar, maka belajar aja yang rajin demi kejayaan Islam. Yakin aja, jodohmu nggak akan lari kemana meski saat ini kamu nggak pacaran apalagi sampe obral seks.
Perbaiki kualitas dirimu, baik akhlak, iman dan kecerdasanmu. Karena sebagai pemuda muslim, kamu kudu cerdas dan beriman. Kalo semua ini sudah oke, dijamin deh, insya Allah bila saatnya tiba, kamu bisa menikmati safe sex yang barokah dan berpahala.
Agar kamu nggak tergoda, jangan dekat-dekat dengan semua hal yang akan membuatmu piktor (pikiran kotor). Jauhi gambar-gambar atau tontonan porno dan jorok. Batasi pergaulan dengan teman-teman yang memberi pengaruh jelek pada dirimu. Sebaliknya, makin dekati teman-temanmu yang sholih bagi cowok dan sholihah bagi cewek agar ada yang selalu mengingatkan bila kamu lalai. Persibuk dirimu dengan aktivitas positif semacam ikut karya ilmiah remaja atau hal-hal bermanfaat lainnya. Dan yang utama, tingkatkan kedekatanmu dengan Allah Swt. Bila kamu dekat denganNya, maka tak akan ada celah bagi kamu untuk bermaksiat padaNya. Bukankah Dia Mahamelihat perbuatan hambaNya? Bukankah Dia pasti mencatat seluruh perbuatan hamba-hambaNya?
Kalo kamu semua udah pada nyadar bahwa safe sex hanya dengan NO free sex, dijamin musuh Islam akan gigit jari melihat upaya merusak generasi muslim nggak berhasil. Apalagi bila kamu sudahlah menjadi aktivis NO free sex, ditambah lagi dengan aktivitas yang menyadarkan teman-temanmu agar mereka semua pada setuju bersikap NO free sex. Pasti kamu bakal jadi pemuda muslim yang TOP banget. Jadi, mulai saat ini sebarkan kesadaran baru ini kepada semua orang bahwa untuk menolak ide kondomisasi adalah dengan SAFE SEX with NO Free SEX! Good luck [ria: riafariana@yahoo.com]
Aslinya mereka pingin tetap menikmati sex bebas,
tetapi tidak ingin penyakitnya,
sehingga dengan berbagai cara bagaimana agar itu tetap dapat diwujudkan,
salah satunya ya dengan kondom.
begitulah..kapitalis
sayangnya bukan hanya di kota besar saja, di kampung – kampung yang informasinya kurang berimbang malah “lebih parah” mengenai free sex ini.
saya kok geli membaca artikel ini…karena tulisan yang diangkat tidak mendiskripsikan secara detail tentang penelitian kondom oleh siapa, dan satu hal lagi lebih mendiskriditkan sesuatu dalam hal ini-LSM.
(apa istilah dalam muslim jika mempunyai prasangka buruk?apakah itu sudah ada bukti berapa lsm yang memberikan kondom gratis tanpa melalui edukasi?atau untuk menyarankan sex bebas?)
sepengetahuan saya lsm HIV/AIDS dalam melakukan kampanye kondom /pencegahan HIV-AIDS dalam kaitan SEX melalui beberapa tahapan edukasi dengan pendekatan ABC yaitu Abstinence (pantang), being faithful (setia pada pasangan), dan terakhir barulah use kondom jika orang yang di berikan kampanye itu melakukan hal yang beresiko tinggi terhadap penularan HIV/AIDS melalui hub sex.
dan saya melihat ada 2 kampanye dalam HAL INI yaitu pencegahan seperti dalam tulisan artikel ini dalam bait2 terakhir dan penanggulangan ketika di dalam masyarakat indonesia terdapat perilaku2 yang beresiko tinggi dalam hal ini sudah terlanjur terjadi penularan HIV/AIDS dengan penyakit2 terkait maupun yang belum terjadi
kalau menurut saya ketika melakukan kampanye No Free Sex
iya itu ajalah yang di lakukan dengan tidak memandang solusi lain sebagai permasalahan yang baru ketika informasi tentang hal tersebut masih sepotong-potong.
lebih jelasnya bisa mempertanyakan hal ini kepada pemerintah langsung dalam hal ini yang bertanggung jawab adalah Komisi Penanggulangan Aids Nasional di http://www.aidsindonesia.or.id/
dan satu hal lagi, saya mempunyai harapan jika permasalahan hal ini dapat di respon oleh ormas2 islam dalam skala yang besar terlebih ada fatwa MUI tentang hal ini.
dan terakhir saya suka tulisan anda, sebagai pembangkit motivasi untuk mempersembahkan yang terbaik.
berjejaring positif dengan kami yuk…
Saya pikir dengan membagikan kondm gratis bukan berarti melegalkan perzinahan alias free sex. Persoalannya adalah kita tidak bisa mencegah peilaku orang untuk melakukan hubungan sex diluar nikah atau dengan orang yang bukan pasangannya. Untuk itu maka sebagai pengaman adalah menggunakan kondom sehingga ia todak terjangkit penyakit menular dari pasangannya ataupun menularkan kepada pasangannya. So, ini adalah keputusan pribadi seseorang untuk melakukan hubungan sex.
Mengenai masalah kondom, saya rasa penulis perlu membaca ulang perdebatan beberapa pemerhati AIDS di milis ini beberapa waktu lalu…..
Mungkin bisa menjadi konsumsi pribadi
Salam
mbak ria / mas oleh,
silahkan dibuka http://www.aidsindonesia.or.id
tema tahun ini adalah qiyadah / kepemimpinan (he he he)
tema lokal indonesia adalah STOP AIDS dengan kasih sayang dan keteladanan
kata orang jawa, kasih sayang gundulmu….. (just kidding)
selamat menulis dan semoga menular semangatnya ke kami semua
Dear author…
Saya sebagai orang yang selalu memberikan edukasi tentang HIV/AIDS agak miris dengan tulisan mbak/mas riafariana. Apalagi dgn statement “jangan takut melakukan free sex. Nggak perlu menikah dulu untuk melakukan sex……. kan sudah pakai kondom”
Sekian tahun kita bicara sepertinya tidak pernah ada kata2 untuk mengajak remaja atau bahkan yang sudah menikah untuk melakukan free sex. Kita selalu mengkampanyekan A,B,C,D,E (Abstinance, Be faithfull, Condom, no Drugs dan Edukasi). Setiap kali saya bicara Be faithfull, no Drugs dan Edukasi yang selalu ditekankan bukan Condomnya. Pembagian kondom selalu diikuti dengan edukasi dan tidak dibagikan ke sembarang orang. Kalaupun dibagikan gratis hanya kepada kelompok yang berisiko tinggi. Saya rasa ada baiknya kita melihat kenyataan di lapangan, bahwa sudah banyak remaja yang melakukan hub sex diluar nikah, dan banyak juga yg nikah siri dengan berbagai alasan. Hal itu terjadi karena kurangnya Komunikasi, Informasi dan Edukasi tentang sex. Sex masih tabu untuk dibicarakan padahal pendidikan sex sejak dini sangat penting. Jadi sebenernya bukan kondomisasi untuk merusak generasi tertapi lebih kepada menyelamatkan generasi dengan Edukasi yang benar.
Saya sangat terbuka untuk berdiskusi masalah ini, mungkinkah sekali waktu kita bisa mengadakan pertemuan untuk diskusi lebih jauh masalah sex? Karena yang saya tahu (kalau kita mengacu dengan hukum agama) tidak ada satu agamapun di dunia ini yang manghalalkan free sex.
Mbak Ria yang baik,
Saya sangat mengapresiasi artikel yang mbak tulis ini. Akan tetapi menurut saya dalam artikel ini mbak perlu untuk memberikan informasi yang fair dan objektif.
Akan sangat fair apabila dalam artikel yang mbak tulis di lampirkan hasil dari penelitian siapa, kemudian juga dilampirkan pada tahun berapa penelitian tersebut dibuat. Hal ini menjadi sangat penting bagi teman-teman yang membaca artikel ini agar mereka kemudian bisa mengecek kebenaran penelitian tersebut. Penelitian-penelitian mengenai kondom berpori itu ada sekitar pada tahun 1990an awal dan pertengahan. Kalau Mbak Ria sekarang membuka penelitian yang dilakukan mengenai kondom, mbak akan menemui hasil yang teramat sangat berbeda dari hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 90an. Website yang bisa dibukapun bukan website “orang kapitalis” akan tetapi website seperti WHO, UNAIDS, CDC dan NIH yang keabsahannya bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah dan orang-orang yang bekerja disana adalah orang-orang “bebas nilai”, dimana mereka benar-benar mendedikasikan hidup mereka untuk penelitian.
Isu ini sudah merupakan isu yang sudah sangat lama ada, tapi mari kita keluar dari isu itu dan melihat permasalahan secara general dan objektif, apakah cukup hanya dengan slogan-slogan saja kita bisa menghentikan unsafe sex activities? Karena sudah terbukti, dengan menyebarkan jargon bahwa kondom berpori itu ternyata tidak menyelesaikan masalah HIV di Indonesia. Terbukti sekarang prevalensi HIV di Indonesia sudah sangat mengkhawatirkan dan orang-orang yang menjadi HIV positifpun bukan cuma berasal dari kalangan yang “lupa kepada Tuhan”. Semua orang, mulai dari ibu rumah tangga, pns, polisi, bahkan ustadz maupun haji pun sudah ada yang terkena (kalau mbak Ria mau ketemu dan berdiskusi dengan mereka, silahkan nanti saya fasilitasi), dan juga banyak bayi yang kemudian menjadi HIV positif karena tertular dari orang tua mereka. Bagaimana perspektif mbak Ria mengenai hal tersebut? Apakah kita bisa masih bilang kalau anak-anak bayi tersebut tertualr HIV karena dosa orang tuanya, lalu dosa dia itu apa ya? Menurut data dari KPA (Komisi Penanggulangan AIDS NAsional) setiap harinya orang yang terinfeksi HIV berjumlah 169 orang, dan sekali lagi ini berasal dari semua kalangan.
Saat ini ada teman-teman yang melaksanakan program kegiatan untuk memutus mata rantai penularan, mereka membagikan kondom, jarum dan informasi, namun kita juga harus melihat kenapa hal ini itu terjadi, sudah pernahkah mbak Ria berdiskusi dengan mereka? sudah pernahkah mbak Ria bertanya LANGSUNG kepada mereka MENGAPA mereka melakukan itu?
Sebagai informasi tambahan, saya minta kepada mbak Ria untuk membuka di website negara Iran, bagaimana mereka sebagai negara yang bersyariat Islam, menjalankan program pencegahan HIV dinegara tersebut, mereka membagikan kondom gratis, jarum suntik gratis bahkan mereka membagikan narkoba gratis (methadone) untuk para pecandu narkoba di negara tersebut. Hal ini mereka lakukan untuk memutus mata rantai, untuk mencegah supaya tidak ada orang yang tertualr HIV lagi karena mereka merasa bahwa tanggung jawab Ulama bukan hanya berdakwah untuk mencegah orang berbuat kemunkaran akan tetapi tugas Ulama juga adalah memberikan pendidikan dan fasilitas yang sesuai untuk menghentikan terjadinya penualaran dan jika memang sudah terjadi bagaimana bisa diatasi dari seluruh perspektif (medis, spiritual, sosial dan ekonomi). Tolong juga mbak Ria melihat data mengenai prevalensi penyebaran HIV di negara-negara yang bersyariat Islam, ternyata semua angka mengalami peningkatan yang signifikan.
Untuk mencegah terjadinya dampak buruk yang lebih besar, dampak buruk yang kecil diperbolehkan, bukan begitu kata ALquran dan Hadits. Daripada kita saling menyerang, atau debat kusir yang tidak ada gunanya lebih baik kita duduk bareng dan berdiskusi dengan kepala dingin dan mencari solusi bersama-sama. Saya akan merasa senang hati apabila mbak Ria mau berdiskusi lebih lanjut tapi dengan catatan untuk mecari solusi ya, bukan membuktikan siapa yang paling benar atau siapa yang salah.
Salam hangat
klo difikir-fikir dengan daya fikir yang mustanir alias cemerlang, kayaknya klo cuman bagiin kondom itu malah nambah masalah makin runyem aja, mungkin para pejuang AIDS itu berslogan klo kondom itu aman buat ngindarin penyakit AIDS padahal klo diteliti lebih lanjut kondom itu bukan solusi.yang jadi pertanyaannya kenapa bisa terjadi free sex ?? karena yang diberantas tu bukan akar masalahnya. mo tau akar masalahnya???yup berhubung indonesia tercinta ini menerapkan sistem kapitalisme yang memuja prinsip kebebasan.klo masih bingung ama saya mendingan kamu-kamu ngaji aja deh biar lebih tau gimana islam memandang hal ini.
okeh deeeeh slamat mengkaji
Adalah Keanehan bagi manusia bila telah melegalkan free sex, banyak hal2 buruk yang mungkin belum diteliti oleh manusia akan ketidakmanfaatan atau lebih ekstremnya bahaya free sex, adalah aneh bila kondom bisa dikatakan dapat mengurangi resiko penyakit STD dalam hal ini AIDS, adakah pihak peneliti yang berani mengambil penelitian dengan melibatkan penderita HIV Aids, kemudian ditarik hasil penelitian dengan menentukan korelasi antara pemakaian Kondom dengan tidak tertularnya penyakit HIV ataupun jenis STD lainnya, Berapa harga korelasi pemakaian kondom dengan tidak tertularnya penyakit STD dalam hal ini AIDS, mungkin belum ada jawabannya, perilaku freesex menurut hipotesis saya tidak hanya melibatkan Alat Vital saja dalam hal ini penis dan Vagina saja yang dilindungi oleh KONDOM, apakah gesekan kulit dan anggota tubuh lainnya saat melakukan freesex bukan termasuk Variable yang menyebabkan penularan STD?
menurut saya savesex termurah dan paling dilegalkan oleh agama apapun hanyalah pernikahan dan kesetiaan pada pasangan……….., adakah hal lain yang lebih baik dari itu?
hmmm, no sex before married siy gw setuju bgt. tp masalahnya masalah AIDS itu gak segampang itu mengatasinya. pembagian kondom gratis itu setau saya sebagai pekerja di bidang medis adalah untuk menurunkan angka kesakitan akibat AIDS yang maw tak maw memang tinggi sekali dan Indonesia salah satu negara dengan angka AIDS yang makin meningkat makin meningkat tiap harinya. kita gak boleh munafik kalo bilang semua warga indonesia yang islam melakukan abstinace. nah sasaran yang diberi kondom gratis adalah yang golongan ini. daripada nantinya udah cape2 menjaga kesucian dapet suami bekas “pemain” yang insap??? trus kita kena AIDS???? hmmm gak maw juga kan????
AIDS: timbul akibat seks bebas. Belum ada obatnya.
KONDOM? Buktikan jika memang efektif mencegah AIDS.
Saat ini bukan MENCEGAH, tapi MENGHANCURKAN penyebab munculnya AIDS.
Dulu jamannya sipilis merajalela orang takut berzina. Tapi setelah ada obatnya mereka jadi merasa aman berzina. AIDS itu tak ada obatnya.. lalu mencari-cari cara dengan pertimbangan meminimalisir penyebaran dengan kampanye “kenakan kondom” aneh. Manusia normal dan waras dan punya iman kuat tak akan melakukan cara seperti ini. ini hanya upaya untuk melegalkan seks bebas. Bisnis ini sudah mendulang dana miliyaran rupiah masuk ke kas-kas pemda dan negara. Doli itu terbesar di asia tenggara. Pendapatan daerah dari sini cukup banyak. Orang kapitalis akan mikir untungnya saja. Maka, dia akan biarkan pelacuran merajalela meskipun AIDS mengancam lewat situ.
LSM-LSM lebih baik mengkampanyekan syariat Islam, daripada bagi2 kondom gratis bagi pelaku berisiko tinggi. Itu tidak menyelesaikan masalah. Sama sekali tidak menyelesaikan masalah
Kawan saya yang seorang dokter sekalipun meyakini bahwa AIDS tak mungkin dicegah dengan kondom.
Untuk para aktivis LSM yang dinadai pihak asing, jawab dengan jujur; anda semua penuh iklas mau mencegah sebaran AIDS atau mandapatkan duit dari lembaga asing dan menutup mata dengan akibat dari program edukasi yang tak efektif dan salah?
Jamsari
praktisi di lapangan untuk penanganan orang bermasalah dengan keimanannya
‘”” Saat ini bukan MENCEGAH, tapi MENGHANCURKAN penyebab munculnya AIDS “”
PR bagi para praktisi dakwah untuk menjelaskan kata diatas supaya dipahami dengan baik, terutama pada rekan yang peduli pada AIDS (berkiprah melalui LSM misalnya) namun peduli-nya tsb bukan peduli yang baik secara syar’i (masih peduli yang baik versi akal manusia).
Agak sulit, tapi insya Alloh bisa.
oooo, emangnya dengan pembagian kondom akan selamat dari AIDS, Tapi dosa ngak bisa selamat kan kalau berzina. Ingat hidup ini hanya sementara. kalau boleh tahu, penyakit AIDS kalau tidak salah di karenakan tukar-tukar pasangan. Jadi kalau orang yang istrinya 4 gimana?
oooo, emangnya dengan pembagian kondom akan selamat dari AIDS, Tapi dosa ngak bisa selamat kan kalau berzina. Ingat hidup ini hanya sementara. kalau boleh tahu, penyakit AIDS kalau tidak salah di karenakan tukar-tukar pasangan. Jadi kalau orang yang istrinya 4 gimana? Sarannya pelajaran agama harus di tingkatkan di sekolah-sekolah dan pengajian di masjid dilakukan (Setiap hari). Ajarkan juga akibat zina di dalam agama Islam.
Kondom gratis…. wah seru juga…
Tapi kalau cuma satu bungkus, yaa percuma aja..
kenapa tidak sekalian satu toko, khan lumayan bisa untuk dijual.
Kalau cuma untuk menghindari Aids( Katanya ), tidak perlu bagi pasangan yang sudah menikah, khan sudah sama-sama aman. Artinya yang butuh kondom itu hanya bagi mereka yang suka menyalahgunakan SEX..
So marilah kita terus berusaha untuk meningkatkan keimanan kita dan pemahaman terhadap agama Islam yg kita anut bersama….
coba teman2 buka web site ini, http://www.islamandhivaids.org/
saya ada beberapa web site lain jika ada yang berkenan belajar lebih banyak lagi.
saya melihat disini ada dua sisi yaitu sisi normatif dan pragmatis kalo masalah dilihat dari sisi normatif saja tentunya tidak bisa… begitupun sebaliknya..
kita perlu banyak duduk bersama untuk berbagi peran dalam upaya pencegahan HIV. saya ingat kata tuan guru Abdul Kadir di lombok ketika kami berdiskusi bersama dengan ustadz Abdullah dari bekasi mengenai peranan tokoh agama ISLAM dalam upaya pencegahan HIV yaitu step by step and stop. sekarang kita berhadapan dengan masalah yang sangat besar, pertama yang harus dilakukan adalah bekerja bersama untuk mengurangi dampak buruk permasalahan HIV di INdonesia dengan mengambil peran dan tugas masing masing…
jika memungkinkan bolehkan kita berdiskusi lebih lanjut melalui japri di alamat email saya :mashadi.mulyo@gmail.com saya akan berbahagia sekali dapat berbagi dan mengunduh ilmu dari anda semua.
saya ada beberapa materi pengalaman negara Republik Islam Iran dalam pencegahan HIV dan juga beberapa provinsi musllim di China dan negara-negara muslim Africa tentang program pencegahan HIV mereka. jika anda berminat saya bisa berikan kepada anda
terimakasih
Pak Mashadi…
Terima kasih atas informasinya. Tapi, masalah terbesar yang kita hadapi dan harus menjadi pilihan dan perjuangan bersama dalah MELENYAPKAN sisten Kapitalisme-Sekularisme yang menjadi biangkeladi kerusakannya. Saya sangat setuju dengan artikel yang ditulis di buletin remaja GAULISLAM di atas: Save Sex, No Free Sex!. Free Sex adalah bagian dari budaya kaum liberal. Bukan budaya Islam. Saat ini banyak kaum muslimin yang jauh dari nilai agamanya dan lebih memilih budaya sekuler. Ini harus ada pembinaan thdp kaum muslimin oleh para ulama dan para ulama juga harus sekaligus mendakwahkan pengharaman terhadap sekularisme dan kapitalisme serta seluruh ideologi asing di luar Islam.
berbicara tentang sex klau suami istri ya gpp.tpi klau ga ya ga boleh donk?.haram klau ga suami istri
yang paling tepat adalah menghukum para pezina, itu asal muasal penyakit ini. Benar-benar tidak masuk akal kalau HIV dicegah dengan Kondom. Kondom hanya pencegah kehamilan. Mohon kepada Lembaga atau person yang mengkampayekan kondomisasi segera sadar anda diperalat oleh orang kafir untuk mensukseskan prgram mereka
orang2 sekarang pada tak beradab dan cuma memikirkan kesenangan belaka.. Kita juga harus berusaha bersama-sama mengigatkan saudara-saudara kita yang lain
ass
saya cukup tertarik dengan tawaran pak Mashadi, memang betul segala permasalahan ini berawal dari sistem sekularis dan kapitalis, akan tetapi untuk saat ini kita belum bisa menghancurkan sistem ini, makanya dalam tingkat kekhawatiran HIV AIDS yang sangat membahayakan saat ini untuk sementara dalam pencegahannya kita terima usul pak Mashadi mengenai cara yang dianut oleh republik ISlam Iran dsb.
terima kasih.
nah yg trpenting adalah membangun iman &taqwa kita sbg umat Islam bukan membangun LSM HIV&AIDS !
Kita tau emang di negri trcinta ini mayoritas Islam tapi kok kena HIV/AIDS ? Sebab Islam KTP.
setuju ama nano dech!
Jawabanku, itu karena kaum muslim di Indon ini banyak yang sekuler. Ngaku muslim, di KTP tertulis agama Islam, tapi kelakuannya seperti orang kafir!
masalahnya perzinahan ga mungkin diberantas,….mampukah pemerintah memberantas perzinahan?Mampukah LSM-LSM membasmi perzinahan?Mampukah ORMAS-ORMAS ISLAM membasmi perzinahan?Mampukah agama khususnya ISLAM membasmi perzinahan?Siapakah yang mampu?Perzinahan gak akan musnah kecuali manusia itu sendiri musnah,…tul gak?Dosa gak mungkin berkurang tanpa jumlah manusia berkurang juga,…Pembagian kondom adalah solusi terbaik buat pelaku2 perzinahan yang mayoritas justru umat muslim sendiri.Gak usah ISLAM selalu sinis,picik,gelap mata,..menghadapi perkembangan dunia?Gak usah sok suci dan munafik!
SInyo & Ordo,
gue setuju abiz ama pendapat loe b-2, justru sex bebas dan menyimpang kini kerap bukan terjadi di kota2 besar malahan kian marak di kampung2 yg notabene warganya udik dan agamis (mayoritas muslim) spt: incest, perkosaan (liat kasus ustadz byk perkosa santrinya, buseet!), child abuse.
Gue pikir umat muslim sendiri hrs mendukung setiap langkah2 yg positif baik oleh LSM ato pemerintah jgn bisanya nge-bantah melulu coy tapi gak menyumbangkan hal2 baik apapun bagi sekitarnya.
Bagus banget artikel ini. Dakwah memang harus begini. Masyarakat sekarang didakwahi yang kalem-kelam aja sih, jadinya memble mental kapas!
Gue setuju banget cara gaulislam nyadarin orang2. Bagus. Inilah bentuk dakwah sebenarnya. Amar makruf dan nahi munkar sekaligus!
Bahwa HIV/AIDS akan tertanggulangi dengan cara memakai Kondom. Get real!!!….
Itumah akal-akalan Yahudi buat ngancurin umat ISLAM dengan melegalkan Free Sex. Emg bangsa Indonesia ini sudah seterbuka itu dengan budaya free sex shg dikampanyekan penggunaan kondom buat mencegah HIV/AIDS?…
HIV/AIDS adalah “hadiah” dr Tuhan buat manusia yg suka free sex & mencegahnya bukan pake kondom.
Bingung jg.. Tp menurut saya harus ad krjasama yg baik antara anggota masyrakat, pemerintah, lsm maupun tokoh2 agama. Klo dengan cara bagi kondom bisa cegah aids rasany g sulit deh. Kesanny kok kyk melegalkan y, untuk apa kondom klo kita sdh punya pasangan yg sah secara hukum n agama. Klo blum punya y st2ny jalan adalah menghindari cara penyebaranny yaitu dgn tdk melakukan free sex, isi wktu dgn hal2 positif dan ibadah misalny dgn berpuasa. Dgn begitu pabrik kondom lama2 gulung tikar :). Yang terpenting adalah kesadaran dari hati untuk menghindari ataupun tdk melakukan lagi dan cara yg efektif adalah dgn mengingat Allah maupun dgn taubat nasuha. Tokoh agama bertugas untuk memenuhi kebutuhan rohani mereka lwt pngajian dsb. Pemerintah harus memberantas tmpt2 perzinahan dan memberi hukuman yg tegas bg para pelakuny. Lsm bertugas memberikan pengarahan pada mrka agar dpt melakukan pekerjaan yg positif utk memenuhi kbtuhan shari-hari lwt pelatihan2 krj dll dan agar mereka tidak terjerumus ke lubang hitam yg sama dua kali. Sedangkan anggota masyarakat harus dpt menerima mrk kembali sbg bgian dr komunitas.
Ordo+rayma : jgn liat orangny, liat ajaranny. Jgn pukul rata gt donk. Coba liat di negara2 barat sprti amerika, siapa yg sering melakukan zina, kjahatan dsb tentu wrga negara itu sendiri bgitu pula yg terjadi di Indonesia.
Ups sry salah ketik, mo nulis gini lo..
Klo dengan cara bagi kondom diharapkan dpt mencegah aids rasany sulit bgt deh.
Huruf g-ny msti dihapus tu 😉
Memang benar jika dipikir dan dicerna secara mendalam tentang aksi pembagian kondom gratis. Aksi berakhir pada bisnis kondom itu sendiri dan tentunya perubahan perilaku seks pada remaja alias free sex.
Saya punya ide yang bisa dikatakan rada gila yaitu membolehkan remaja menikah walau mereka masih sekolah tentu saja pihak sekolah harus mengizinkan mereka tetap sekolah tetapi jangan punya anak dulu.
Hehehe…memang rada nyeleneh…
Ide ini muncul karena laju degradasi moral jauh lebih cepat daripada laju upgradasi moral yang dilakukan oleh orangtua, guru maupun ulama.
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Kepada aktivis LSM-LSM anti AIDS yang muslim dan yang mudah-mudahan selalu di rahmati Allah SWT ada baiknya jika anda mempelajari Syariah Islam dulu baru kemudian anda memberikan edukasi kepada masyarakat tentang AIDS. setelah anda mempelajarinya, anda bisa bertanya kepada diri anda sendiri dulu, sudahkan anda terikat dengan hukum Syara? baru anda dapat memberikan edukasi kepada orang lain. Insya Allah setelah anda mempelajari Syariah Islam anda akan segera berubah pikiran tentang apa yang dapat menanggulangi permasalahan AIDS dan yakinlah bahwa Srariah Islam adalah Solusi kehidupan yang dapat menyelesaikan semua persoalan.
kepada orang-orang yang mengatakan masalah perjinahan tidak dapat diberantas/diselesaikan, menurut saya wajar jika ada orang yang berkata demikian karena tidak adanya hukuman yang tegas yang diberikan oleh negara kepada pelaku perjinahan. Namun kita selaku umat Islam ada baiknya jika kita mengambil Nabi kita tercinta Nabi Muhammad SAW sebagai teladan kita dalam menghadapi permasalahan Perjinahan ini, jika kita lihat Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai pemimpin umat islam sekaligus kepala negara Daulah Islam memberlakukan hukum Rajam kepada orang-orang yang berjinah (Lihat Surat An-nur, ayat 2) sehingga praktek perjinahan dapat diberantas/dihentikan.
dapat dibayangkan jika kita berjina lalu hukuman yang diberikan oleh negara adalah hukuman rajam dimana ketika kita dihukum pelaksanaan hukumannnya dilaksanakan dilapangan dan disaksikan oleh masyarakat banyak, akankah kita melakukan jinah lagi? orang yang pintar tidak akan jatuh di lubang yang sama 2 kali. dapat dipastikan orang yang melakukan jinah dan orang-orang yang melihat pelaksanaan hukuman tersebut akan berpikir ratusan kali untuk melakukan jinah.
Belum tibakah saatnya bangsa ini bangkit dari keterpurukan dan segala permasalahan?
Belum tibakah saatnya bangsa ini kembali kepada Syariah Islam yang notabene akan menyelesaikan segala persoalan?
marilah kita renungkan bersama-sama.
Syariah Islam Solusi Kehidupan.
Asalamualaikum.wr.wb
ngomong masalah sex emang gak ada abiesnya,,,,
tapi kalo belum married???
apalagi masi sekolah?
aq malu sbg anak skrg,,knapa ya….
banyaaaaaaaaak bgd tmen2 q pda nglakuin sex bebas??
aq udah nasehatin mreka tp yg nmane syetan kan emang dah ganggu manusia sejak jaman Nabi Adam AS….
apakah aq berdosa gak bisa nasehatin temen2 q??????
smoga aja Allah mengampuni dosa q&tmen2 q…..
wassalamualaikum.wr.wb
Gandengan tangan bukan muhrimnya aja udah haram apalagi ciuman lol
Tulisan artikel di blog Anda bagus-bagus. Agar lebih bermanfaat lagi, Anda bisa lebih mempromosikan dan mempopulerkan artikel Anda di infoGue.com ke semua pembaca di seluruh Indonesia. Salam Blogger!
http://www.infogue.com/
http://www.infogue.com/masalah_sosial_budaya/save_sex_no_free_sex_/
kayaknya tuh ga penting banget para kaum kapitalis!
ngapaian juga bagi-bagi kondom gratis???
mendingan ya,kalian para kapitalis bagi-bagi rejeki ma orang laen yang kurang mampu.
pergi sono ke panti wreda ato panti asuhan trus kalian dengan ikhlas kasih bantuan, uang ato buku, bahan makan, ato jasa buat meningkatkan mutu SDM mereka.
ato kalian pergi sana ke kampung-kampung ato daerah-daerah terpencil di Indonesia trus kalian kasih pendidikan buat mereka yang belum tau baca tulis.
LSM kalian dapat nama dan tanggapan positif dari pemerintah slaen itu kalian juga dapat pahala yang jadi uang saku kalian masuk surga.
lebih untung kan??!
dana yang kalian keluarkan lebih terarah dengan jelas dan positif, daripada cuman buat bagi-bagiin kondom yang ga jelas manfaatnya and cuman ngrusak akidah muslim juga bangsa Indonesia.
OKE??!!!
Saya sgt kaget ketika mendengar ada seorang artis yang membagikan kondom gratis. Dengan cukup membeli albumnya kita akan dapat kondom gratis. Dia beralasan ikut membantu program pemerintah buat mencegah sex bebas. Menurut saya yang dilakukannya sgt salah. Bukannya membantu mencegah sex bebas tapi malah memancing buat melakukan sex bebas. Apalagi kalau yang membelinya adalah anak dibawah umur. Lagu2nya dalam album tersebut sungguh berbau sexual apalagi penampilannya dan goyangannya duh sungguh dpt memancing nafsu. Saya harap kepada pemerintah agar album tersebut & juga album2 yang lain yang serupa dapat ditarik dari peredaran. Saya sangat mendukung menteri pemberdayaan wanita, ibu mutia hatta.
ASSALAMU’ALAIKUM
INTINYA…
kondom malah akan menambah keleluasaan si pecandu sex sehingga ia merasa aman dengan kondom… n trus2an nge-SEX
kalau nurutin apa yang Alloh mau ga mungkin terjadi ini semua…
JADIKAN ALQURAN sebagai panduan hidupmu??
orang nge-sex satu kali aja, didera 100x, ada yang dibunuh dgn aturan2 tertentu… (menurut ISLAM). KAPOK ntarnya..(khusus buat orang yang ngaku muslim)
klo trus digitu, aduh bodo banget…
mencegah??? bukan mencegah malah nambah populasi penduduk pengen nge-SEX!!
WOY!! lebih baik diberantas dengan mengatasi akar permasalahannya…
EH… klo ngaku muslim g mungkin nge-sex dan pasti menjalankan apa yang Alloh perintahkan!
dan satu-satunya cara yaitu kembali ke JalanNya.
Yahudi dan Nasrani pinter2 ya???tapi tau ga apa cita2nya ??? dari dulu… dan akan abadi!!! sampai mati!
PRODUK YAHUDI DAN NASRANI, hati-hati!!
saya hanya berdoa, semoga kita semua termasuk orang-orang yang diridhoiNya! Amiin
WASSALAMU’ALAIKUM
Save Sex = No Free Sex!! ADALAH MUTLAK
N
O
–
SEKS
BEFORE
MARRIED
Polemik seputar urusan free sex akan terus bergulir, perlu langkah nyata dari kita semua dengan menerapkan syariat sebaik-baiknya mulai dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat. Agama adalah pilar utama dalam membentengi diri daruusetiap polemik yang ada.
ehh.. kok banyak yaa, yang namanya.. pake said.. hhihhihii.. (becanda..)
Betul itu, free sex itu sama sekali ga bener.
tetapi walaupun orangnya tau kebanyakan ga sadar.