gaulislam edisi 329/tahun ke-7 (10 Rabiul Tsani 1435 H/ 10 Februari 2014)
Wah, nggak kerasa ya udah bulan Februari. Di hari-hari ini, kalo kita pergi ke mal, toko souvenir, atau supermarket besar, hampir bisa dipastiin, interior ruangannya dipenuhi beragam pernak-pernik: ada pita, bantal, guling (sekalian aja selimut, kasur, ranjang, hehehe…) berbentuk hati. Ada juga boneka beruang, aneka coklat, atau rangkaian bunga yang didominasi dua warna: pink dan biru muda. Ini bukan karena toko, mal atau supermarketnya keabisan stok warna lain lho. Tetapi konon pink itu melambangkan kepribadian cewek en biru muda melambangkan kepribadian cowok. Lha kalau saya suka warna hitam, kira-kira saya termasuk kepribadian yang mana ya? Weleh-weleh, nggak jelas tuh filosofinya.
Nah, sobat gaulislam, kamu pasti paham dong kenapa mal, toko en supermarket disulap demikian? Yup! Kamu pintar! Sebentar lagi kebanyakan anak-anak muda seluruh dunia akan merayakan “Hari Kasih Sayang” atau yang lebih tenar diistilahkan dengan Valentine’s Day. Momentum ini sangat disukai anak-anak remaja, terutama remaja perkotaan. Karena di hari itu, 14 Februari, mereka terbiasa merayakannya bersama orang-orang yang dicintai atau disayanginya, terutama kekasih. Valentine’s Day memang berasal dari tradisi Barat, namun sekarang momentum ini dirayakan di hampir semua negara, tak terkecuali penduduk di negeri-negeri muslim besar seperti Indonesia.
Meskipun budaya ini lebih ngetren di perkotaan, tapi ternyata Valentine’s Day juga udah ‘mangkal’ di kampung-kampung. Biasanya, hari yang digandrungi remaja ini dirayakan oleh mereka dengan pergi ke kota. Salah satunya seorang gadis remaja sebut saja Mawar (15) warga Kampung/Desa Simpar Kecamatan Cipunagara. Gara-gara latah meniru budaya Valentine’s Day, gadis yang masih kelas II SMP ini harus kehilangan keperawanannya secara paksa oleh pacar dan teman-temannya yang berjumlah 4 orang. Begitulah Valentine’s Day. Hari yang dianggap kasih sayang ini nyatanya adalah hari ajang maksiat. Buktinya, menurut BKKBN, selain laku keras pada malam pergantian tahun baru, kondom juga laris manis pada momen Valentine’s Day. Bahaya!
Background historis Valentine’s Day
Bro en Sis rahimakumullah, menurut sejarah, Valentine’s Day itu berasal dari seorang pemuda yang bernama Saint (Santo) Valentine, yaitu seorang yang dianggap suci oleh kalangan Kristen yang menjadi martir karena menolak untuk meninggalkan agama Kristiani. Jauh sebelum itu, Valentine’s Day merupakan tradisi Romawi Kuno. Saat itu, pada pertengahan bulan Februari dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Di Romawi Kuno, 15 Februari adalah hari raya Lupercalia yang dipersembahkan untuk Dewa Lupercus atau dewi kesuburan.
Perayaan Lupercalia adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno yang berlangsung antara tanggal 13-18 Februari, di mana pada tanggal 15 Februari mencapai puncaknya. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta bernama Juno Februata.
Nah, keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk meminta perlindungan Dewa Lupercalia dari gangguan serigala. Selama upacara ini, para lelaki muda melecut gadis-gadis dengan kulit binatang. Para perempuan itu berebutan untuk bisa mendapat lecutan karena menganggap bahwa kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik en subur.
Ketika agama Kristen Katolik masuk Roma, mereka mengadopsi upacara paganisme (berhala) ini dan mewarnainya dengan nuansa Kristiani. Di antara pendukungnya adalah Kaisar Konstantine dan Paus Gregory I. Agar lebih mendekatkan lagi pada ajaran Kristen, pada 496 M Paus Gelasius I menjadikan upacara Romawi Kuno ini menjadi Hari Perayaan Gereja dengan nama Saint Valentine’s Day untuk menghormati Santo Valentine yang kebetulan meninggal pada tanggal 14 Februari.
Saat itu, Kaisar Claudius II menganggap tentara muda bujangan lebih tabah dan kuat di dalam medan peperangan daripada orang yang menikah. Sebab itu kaisar lalu melarang para pemuda yang menjadi tentara untuk menikah. Tindakan kaisar ini diam-diam mendapat tentangan dari Santo Valentine dan ia secara diam-diam pula menikahkan banyak pemuda hingga ia ketahuan dan ditangkap. Kaisar Cladius memutuskan hukuman gantung bagi Santo Valentine. Eksekusi pun dilakukan pada tanggal 14 Februari 269 M.
Back to Islam
Sobat gaulislam, kalau pun Hari Valentine masih dihidup-hidupkan hingga sekarang, bahkan ada kesan kian meriah, itu nggak lain adalah upaya para pengusaha yang bergerak di bidang pencetakan kartu ucapan, pengusaha hotel, pengusaha bunga, pengusaha penyelenggara acara, dan sejumlah pengusaha lain yang telah meraup keuntungan sangat besar dari event itu. Jadi kalo temen-temen ngerayain Valentine’s Day, itu sama aja ngasih keuntungan besar bagi para pengusaha serakah ini.
Lagipula, sebagai seorang muslim, kita wajib terikat dengan hukum-hukum Allah. Islam yang keren ini punya seperangkat aturan yang bisa nyelesain semua masalah kamu tanpa kecuali. Kalau sampai kamu nggak tahu, itu karena kamu kudet alias kurang update aja ama Islam. Ayo ngaku! Update status galau di FB ama twiteran aja sih! Hehehe…
Banyak remaja muslim yang latah ikut tren budaya Barat dan ikut merayakan hanya karena takut dianggap kuno, ketinggalan zaman, kampungan atau ndeso. Tapi, nggak sedikit juga lho yang tahu kalo sebenarnya Valentine’s Day itu merupakan budaya non muslim. But, karena alasan gengsi jadi ikut ngerayain. Bahaya!
Padahal Islam mengharamkan umatnya untuk melakukan suatu perbuatan tanpa tahu status hukumnya. Islam juga sangat melarang sikap tasyabbuh (meniru budaya atau gaya hidup orang-orang kafir), baik dari segi ucapan, tingkah laku, maupun cara bermode. Seperti sabda Rasulullah shalallahu ‘alahi wasallam, “Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka dia termasuk golongan mereka” (HR Abu Dawud)
Hadis ini mengisyaratkan bahwa meniru-niru budaya orang lain yang tak sesuai dengan ajaran Islam memiliki risiko yang demikian tinggi sampai-sampai orang tersebut akan dianggap sebagai bagian dari orang yang ditiru. So, jangan karena hanya merasa banyak orang yang melakukan atau banyak orang yang merayakan, terus kita jadi ikut-ikutan ngerayain. Padahal nggak ada jaminan kan, kalo dilakuin banyak orang itu adalah tindakan yang benar? Kayak orang di rumah sakit jiwa, kan dominan adalah pasiennya. Masa’ para dokter pengen ikutan gila karena banyak yang gila? Allah udah jelas-jelas memperingatkan kita dalam firman-Nya, “…dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)” (QS al-An’aam [6]: 116)
Allah juga melarang kita mengikuti atau mengerjakan sesuatu yang kita nggak punya pengetahuan tentang itu. Hal ini seperti yang diungkapkan dalam FirmanNya, “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan dimintai pertanggungjawaban” (QS al-Israa [17]: 36)
Begitulah sobat gaulislam, Allah Ta’ala itu nggak menghendaki kaum muslimin menjadi “buntut” budaya lain yang berbenturan nilai-nilainya dengan Islam. Peringatan Allah Ta’ala pada ayat di atas memberikan pencerahan pada kita semua bahwa Islam dengan ajarannya yang universal harus dijajakan dengan rajin pada dunia. Agar manusia mengenal Islam dengan cara yang benar en Islam kembali menjadi kiblat peradaban dunia. Insya Allah.
Hakikat cinta
Bro en Sis rahimakumullah, pembaca setia gaulislam. Allah Ta’ala itu sangat mencintai hamba-Nya. Bukti kecintaan Allah Ta’ala adalah Dia menciptakan bumi tempat kita tinggal agar nyaman untuk umat manusia tinggali. Allah juga menurunkan al-Quran sebagai petunjuk hidup manusia. Di dalamnya, nggak terdapat secuil pun cacat cela atau keraguan. Al-Quran memang benar-benar kalamullah dan merupakan petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa (lihat al-Baqarah ayat 2).
Islam punya aturan bahkan untuk urusan cinta. Islam nggak melarang seseorang untuk jatuh cinta. Hanya saja, Allah mengarahkan agar cinta itu bukan untuk bermaksiat. Bukan cinta yang nggak punya malu, apalagi sampai diliputi hawa nafsu. Akan tiba saatnya teman-teman untuk menemukan cinta yang tepat, dari orang yang tepat dan pada waktu yang tepat. InsyaAllah. Luruskan niat, maksimalkan ikhtiar, dan tetap berharap ridho Allah Ta’ala.
Adapun cinta sejati adalah hanya kepada Allah. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wassalam dalam hadis qudsi, Allah berfirman,”Aku tergantung prasangka hambaKu. Aku bersamanya ketika dia mengingat-Ku. Apabila dia mengingat-Ku dalam dirinya, niscaya Aku juga akan mengingatnya dalam diri-Ku. Apabila dia mendekatiku dalam jarak sejengkal, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sehasta. Apabila dia mendekati-Ku sehasta, niscaya Aku akan mendekatinya dengan jarak sedepa. Apabila dia datang kepadaKu dalam keadaan berjalan, niscaya Aku akan datang kepadanya dalam keadaan berlari.” (Mutafaq ‘alaih)
Sobat gaulislam, apalagi yang ditunggu? Udah saatnya kamu menyerahkan cinta dan kasih sayangmu kepada Yang Maha Mencintai dan Maha Mengasihi dengan menjadikan Islam sebagai satu-satunya jalan kehidupan. Katakan kepada dunia bahwa kita bangga terhadap Islam. Katakan kepada dunia bahwa kita puas dengan aturan Islam. Say with love… but No Valentine’s Day! [Wita Dahlia | wita_dahlia@yahoo.com]