Edisi 012/tahun I (5 Muharam 1429/14 Januari 2008)
Acara Supermama di stasiun TV Indosiar cukup menyita perhatian banyak orang. Kelanjutan Mamamia ini diyakini menjadi tontonan favorit karena melibatkan ibu dan anak yang notabene artis berwajah cantik dan ganteng. Kebolehan menyanyi diadu di atas pentas. Sang ibu diminta berpromo tentang anaknya di depan seratus juri votelock agar tidak tereliminasi.
Banyolan di sana-sini oleh sang host membuat tontonan ini semakin digemari. Dengan hanya sekitar lima pasang kontestan, acara Supermama membutuhkan waktu sekitar lima jam yaitu mulai pukul 6 hingga 11 malam. Wow! Dengan alokasi waktu sebanyak itu, betulkah acara Supermama mampu menghadirkan sosok mama yang super-duper? Ataukah Supermama ini sekadar lip service dunia infotainment yang jelas-jelas merupakan kepanjangan kapitalis? Yuk, kita kupas sama-sama bareng gaulislam.
?Sihir’ Supermama
Kemampuan menyihir bukan hanya nenek sihir ataupun milik Harry Potter yang emang bercerita tentang pernik-pernik dunia kepenyihiran. Kemampuan menyihir juga dimiliki oleh media bernama televisi dengan berbagai ragam acara unggulannya. Supermama hanyalah salah satunya yang dianggap mampu meraup rating tinggi sehingga memancing pemasang iklan untuk berdatangan. So, banyaknya iklan itu bermakna banyaknya duit yang akan berhamburan untuk acara tersebut.
Supermama adalah ide brilian untuk menyedot iklan setelah pemirsa dibuat bosan dengan acara pencarian idola semacam AFI (Akademi Fantasi Indosiar) dan Indonesian Idol. Kenapa saya katakan brilian? Karena melibatkan sosok seorang mama atau ibu adalah hal yang sangat alami dibandingkan dengan program apa pun juga. Mama adalah sosok istimewa di hati manusia, siapa pun dia adanya. Sosok ini mampu menggugah sisi lembut manusia secara universal.
Kakak saya cowok bisa berkaca-kaca matanya setiap menyaksikan acara Mamamia yang merupakan pendahulu ide Supermama. Kenapa? Ia terharu melihat sosok ibu yang bernyanyi dengan harmonis bersama putrinya. Lalu dosen saya sering menyebut sistem penjurian dalam acara Mamamia dan Supermama sebagai contoh dalam salah satu mata kuliah. Bisa ditebak, beliau ini pastilah fans berat acara tersebut. Sebab kalau nggak, bagaimana bisa beliau menyebutkan setiap perkembangan acara Supermama dengan detil?
Dua contoh di atas hanya sedikit bukti tentang keberadaan ?sihir’ Supermama. ?Sihir’ yang tanpa sadar mampu menyihir pemirsa untuk duduk manis selama kurang lebih lima jam! Bandingkan waktu sebanyak itu dengan berapa lama kamu belajar, mengaji, menghapal rumus fisika, dan hapalan surat dalam al-Quran. Walah, pastinya ?sihir’ Supermama jauh lebih top. Belum lagi acaranya yang tersela oleh adzan Maghrib, apa iya sih para juri votelock, kontestan Supermama, para host, dan para penonton di studio sempat untuk menunaikan sholat? Nggak tahu pasti deh. Cuma saya meragukan aja.
Mama yang tereksploitasi
Ketika melihat acara Supermama, saya langsung merasa iba dengan sosok mulia ini. Gimana nggak bila di sana, sosok yang seharusnya kita hormati dan junjung tinggi ini dijadikan bahan olok-olok. Mama yang latah menjadi semakin gencar digoda agar keluar latahnya. Mama yang periang terus digoda agar semakin terlihat lucu di panggung. Mama yang pendiam pun juga mendapat kritikan karena sikap pasifnya. Duh, mama.
Penampilan mama juga dikritik oleh komentator mode dalam hal ini diwakili oleh Ivan Gunawan (di sini berjuluk Madam Ivan). Kritik tentang alis mata yang kurang begini, yang bau kurang begitu, yang kerudung harus begini-begitu dll. Penampilan mama yang semula anggun dan sederhana harus tereksploitasi demi kepuasan mata dunia entertainment.
Belum lagi bila sang mama harus menghiba-hiba di hadapan seratus juri votelock supaya anaknya dipilih sehingga bisa tampil lagi keesokan hari. Sungguh tak pantas seorang mama mengemis sedemikian rupa hanya demi segepok rupiah dan ketenaran sesaat nan semu. Sosok mama yang mulia meluncur bebas ke area yang serba bebas dan tak ada lagi penghargaan atas jasa-jasanya. Menyedihkan!
UUD (Ujung-Ujungnya Duit) adalah tujuan dari program serupa meskipun dikemas dalam bentuk apa pun juga. Sangat khas kemasan kaptalismenya yang emang memuja-muja harta dan popularitas meski semu adanya. Nggak berhenti mengeksploitasi para remaja belia dengan kontes-kontes idol dan Miss-Miss apa pun namanya, sosok ibu akhirnya terkena jerat eksploitasi ini. Tampil duet dengan sang anak, bisa anak laki-laki atau pun perempuan, klop sudah acara eksploitasi antara ibu dan anak demi meningkatnya rating.
Mama tereksploitasi atas nama kekompakan dengan sang anak. Biar pun sang mama tampil berkerudung yang penting anak masih tetap bisa gaya. Sosok mama sesungguhnyalah hanya sebagai pajangan untuk mendongkrak popularitas sang anak yang masih muda dan segar. Jangan berharap mama akan menjadi bintang dalam acara ini meskipun judulnya Supermama. Bahkan bila ada sosok mama yang menonjol lebih daripada anaknya, maka sang komentator pasti akan menyarankan mama untuk mundur dan memberi kesempatan anaknya untuk maju. Intinya, tetap yang muda, segar dan cantik yang jadi idola. Mama kembali terpuruk meski terpoles sesaat sekadar hiasan si anak tampil. Waduh!
Mama yang berprestasi
Super Mama adalah milik semua mama yang mempunyai anak unggul dan bisa dibanggakan. Siapakah anak unggul dan bisa dibanggakan ini? Kalo kamu bertanya pada mama yang di kepalanya hanya duit binti fulus aja, maka jawabnya pastilah tidak sama dengan mama yang di benaknya menginginkan sang anak menjadi pejuang dan pembela Islam. Jauh beda banget. Jauuuh!
Lagu yang menjadi themesong Supermama masih memakai lirik terdahulu dari tayangan Mamamia. “Aku dan mama, maju ke depan, menggapai dunia.” Pertanyaannya, benarkah dengan acara itu, mama dan anak mampu maju ke depan untuk menggapai dunia?
Lirik lagu Supermama, jujur saja, mampu menggetarkan hati saya. Karena tak jarang banyak sosok mama yang rela ?menjual’ anaknya ke dunia entertainment dengan alasan mengembangkan potensi dan bakat si anak. Bukannya sibuk belajar dan mengasah akhlak agar mulia, si anak yang masih sangat belia malah akrab dengan blitz kamera, berakting semu di depan sutradara, bahkan keluar masuk acara pesta hura-hura dan pergaulan bebas. Persis banget dengan isi nyanyian untuk menggapai dunia. Namun benarkah dunia bisa digapai hanya dengan acara seperti itu? Lalu, bagaimanakah dengan akhirat? Masih perlukah dunia ?hereafter’ ini untuk digapai juga?
Bayangan yang muncul dalam benak saya tentang menggapai dunia adalah sosok Super Mama yang bukan tereksploitasi di TV demi menarik pemasang iklan. Tapi mereka yang benar-benar menghasilkan anak-anak yang mampu menggapai dunia dalam makna sebenarnya. Bayangan sosok Mama yang muncul adalah mereka sosok-sosok yang mampu melahirkan dan mendidik anak-anak hebat pengguncang dunia selevel penakluk Konstantinopel; Muhammad al-Fatih. Mama yang berkualitas super sehingga menghasilkan anak-anak sehebat Ibnu Taimiyah, Imam Bukhari, Imam Muslim, Umar Bin Abdul Aziz, Ibnu Abbas, Shalahuddin al-Ayubi, Imam Syafi’i, Hasan al-Bana, Taqiyuddin an-Nabhani, Buya Hamka, dll. Dunia benar-benar di tangan mereka, namun akhirat juga tak dilupakan. Hebat banget!
The Real Super Mama
Yang dibutuhkan seorang anak hingga mampu mencapai kesuksesan dunia-akhirat adalah the real supermama, bukan super mama palsu, imitasi atau bahkan jadi-jadian. The real super mama adalah mama yang mampu menjadi pendidik anak-anaknya dalam arti sebenarnya. Bukan kompak di atas panggung hiburan nan penuh maksiat, the real super mama adalah sosok mama yang kompak dengan anak-anaknya dalam semua aspek kehidupan yang benar dan baik. Seorang mama hebat yang mampu menghantarkan sang anak menjadi sosok yang hebat. Bagaimanakah sosok riil super mama yang hebat ini?
Super Mama adalah ibu yang harus mempunyai kepribadian Islam. Pola pikir dan pola sikapnya hanya Islam saja sebagai standar dalam menjalani kehidupan termasuk dalam hal mendidik anak-anaknya. Bukan seperti yang tersaji pada episode Super Mama palsu di TV ketika mama berkerudung tapi si anak malah mengumbar aurat dengan bebas.
Super Mama adalah ibu yang menyadari bahwa mendidik anak dengan baik dan benar sesuai tuntunan Islam adalah satu-satunya pilihan yang harus diambil. Mama akan mendidik anaknya dengan baik bukan hanya sejak dalam kandungan, melainkan sejak dalam pemilihan jodoh siapa yang bakal menjadi ayah yang baik bagi anak-anaknya kelak. So, mereka milih calon suami yang agamanya kualitas oke. Mama seperti inilah yang nantinya akan melahirkan generasi hebat karena sejak menanam ?benih’ beliau ini sungguh berhati-hati.
Super Mama akan dengan sabar memantau perkembangan anak-anaknya sesuai dengan tuntunan al-Quran. Bukan dengan lagu Beethoven yang katanya bisa mencerdaskan otak bayi, tapi mama yang baik yakin bahwa hanya bacaan al-Quran dan majelis-majelis ilmu yang mampu mendidik otak bayi agar berkembang maksimal. Bayi pun tumbuh menjadi anak yang sholih dan sholihah karena berada di tangan seorang mama hebat seperti ini.
Super Mama menanamkan kecintaan pada Allah dan RasulNya sejak dini. Mama yang baik akan menyertai perkembangan putra-putrinya dengan kemampuan sendiri yang dilandasi keimanan. Bukan menyerahkan ke pembantu atau pun ke rumah penitipan anak. Sosok mama seperti ini ingin memastikan pendidikan anaknya benar-benar sesuai dengan kepribadian Islam. Anak-anak pun tumbuh menjadi pembela dan pejuang Islam sejati. Meskipun banyak lomba Idol di TV, didikan mama super tak akan tergiur demi popularitas semu semata. Jadilah anak-anak ini tumbuh menjadi remaja berkualitas yang mengukir prestasi dengan otak dan akhlak, bukan dengan otot dan gemulai lenggak-lenggok di panggung maksiat.
Super Mama memang ada. Tapi sosok ini tak mungkin kita dapati di panggung hiburan yang sifatnya semu dan sementara. Kita butuh sosok panutan super mama yang benar-benar super, bukan polesan kosmetik dan produk kilat dunia entertainment. Kita rindu super mama selevel Khadijah, Aisyah, Khonsa’, Asiyah, Asma’, dan wanita-wanita lain yang memang super. Wanita-wanita ibunda para syuhada yang memang mempersembahkan anak-anaknya untuk perjuangan dan kejayaan Islam. Ibunda para ulama, para mujtahid, para mujaddid, dan para pengemban dakwah yang ikhlas inilah yang pantas disebut super mama sejati.
Sungguh, sangat rindu hati ini akan hadirnya the real super mama yang mempersembahkan putra-putrinya untuk perjuangan menegakkan syariat Islam di muka bumi ini yang udah penuh dengan manusia-manusia yang akhlaknya kelas ?rongsokan’ dan hina-dina. Siapakah dia adanya? Semoga kita nanti adalah salah satunya yang menjadi super mama, insya Allah. [ria: riafariana@yahoo.com]
Ass
sungguh acara ini memank ironi bagi masyarakat kita, tapi masih aja ada yang mau nonton…
ada pembodohan budaya yg sangat jelas terasa, kemaksiatan yang mencuat ketika galak tawa mereka benar2 menjauhkan penontonnya lupa akan kematian,
banyak juga kn juri voteLock yg make jilbab (ibu2nya)
terus yg mbuat akit hati ini ktika saya mlihat s’orang ibu berjilbab berjoget hnya demi uang 250rb untuk penonton terheboh,
kapitalisme ini memang sungguh mjerumuskan kita dalam dosa yg sangat besar, maka dari itu HANCURKAN KAPITALISME….!!!
ralat bukan masih ada yang mo nonton.. Tapi BUANYAK yang nonton..
Terus kalo yang berjoged ibu2 muslim apa salahnya si OM Kapitalis dunk… emang ibu2 itu diseret dan dipaksa apa??
Ass.
WUUiihhh BaGus BgT , BisA Menilai SegiTUx…..!!! SaMpAAAiiii Q N pleNq eH……frieNq TErkaGUm-KaGUm. PKOkx SAlut bWt peNulisx. bWt RiA sMoga Sukse5 slalu.
Wss.
acara ni bener2 keterlaluan abisss.sehingga sosok mama itu hanya dijadikan bahan olokan.bener2 sadis dan gak tahu etika.
Mba/mas Phie,,,nyantae aj dunk commentnya…
klo phi ini s’orang wanita yg benar-benar muslim, maka pasti tau makna dari syahadat yg dia ucapkan, tau makna Al quran yg dia baca, tau Tuhan yg dia Sembah… tapi klo anda s’orang yg NonMuslim,,, maka duduk manis aj gih…
seorang wanita itu adalah makhluk yg d’muliakan Allah makanya dsuruh berjilbab… lalu patas ga wanita joget2 dmuka umum padahal dia adalah makhuk Mulia…
knapa ini bs terjadi,,,karena ketidakadaanya kesadaran dari ibu2 itu…
saya berpendapat ibu itu dpaksa… kita mlihat dari sistem kapitalis yg dterapkan d Negara ini, banyak rakyatnya jadi miskin (maaf sbelumnya) karena saya merasakan dampak ini juga,,,banyak fakta yg mendukung ko’.
taanpa sadar untuk memenuhi kebutuhan hidup,bnyak orang2 terlewat batas dalam mcari uang alasannya ..(TERPAKSA)
maka jawaban saya : ibu itu di paksa tetapi beliau tidak sadar…
yg memaksanya adalah Kapitalis
Kapitalis itu lah sebenarnya yg harus d TUMPAS…
Ass…
Artikele bagus lhoo…>> sampe** q punya smangat lagi buat ingetin adikq yang gemar banget liat acara supermama.
SUCCES buat ukhti Ria.
Wass….
Ass.Betul,pokoe kaga ada kemliaan deh klo tanpa islam.trus brjuang Gaulislam.Wass
ass.
subhanallah, saya sangat setuju dengan penulis. memang dunia saat ini sudah terbalik. Yang seharusnya adlh salah tp jd kebenaran, yang seharusnya adlh kebenaran tp disalahkan. semoga akan tumbuh generasi muslim yang berakhlak Al-Quran….amin
saya juga bingung, rasanya semua yang ada di acara @supermama, wajib qadha solat magribnya. tapi apa alasannya?……karena ini benar2 disengaja. kenapa acara seperti @pildacil di Lativi, gak ada yang mau nonton? padahal seharusnya, sebagai muslim kita bangga kalau nantinya Indonesia di pimpin oleh mereka……..
mama2 skrg lebih pinter ngantor ketimbang ngedidik anak2nya
yg islami pake alesan dakwah diluar, padahal untuk menutupi kelemahan dalam hal keibuannya
fenomena akhir jaman
@moon81
Pantas g pantas saya g komentari.. karena seperti anda bilang itu aqidah agama anda dan tidak bijak bagi saya untuk mengatakan itu benar ato salah.
Yang saya komentari adalah kebiasaan untuk menyalahkan pihak laen dalam setiap tulisan di rubrik ini.. Kenapa tidak menyalahkan diri sendiri dan mulai mengubah dari diri sendiri.
Kalo kamu nyontek dikelas yang salah pegawasnya yang kurang sigap, tempat duduknya yang terlalu berdekatan, teman2 laen yang suka nyontek (dalam hal ini semuanya sistem yg di luar kekuasaan kamu untuk diubah), atau kamu sendiri yang g tahan godaan??
Kata ‘terpaksa’ yang anda gunakan diatas yang ingin saya komentari.. Kalo orang nyolong ayam karena kelaparan ya bisa di bilang terpaksa karena pilihannya nyolong ato mati kelaparan.. Tapi kalo anak smu milih jadi ‘ayam’ buat om2 girang to get extra money for shopping in mall apa ini juga namanya kepaksa??
Sama juga dengan ibu2 itu.. Kalo mereka lakukan itu biar anaknya g mati kelaparan emang terpaksa..(sama kaya’ ibu2 yang gendong anak sambil ngamen n joged di bus)
tapi kalo untuk dapat uang lebih dan ketenaran apa itu terpaksa (pcy d ibu2 itu dari gol menengah keatas, liat aja baju2nya)..kalo tergoda iya kali ya…
Nah bicara tentang tergoda.. Kalo misalnya ada teman yang punya hp N95 terus di bawa k sekolah.. Eh saya jadi tergoda untuk nyolong.. Nah ketika ketauan apa saya tinggal bilang ‘saya terpaksa pak, pengen sih tp g ada uang, terpaksan nyolong d’
Dalam kasus ini yang salah yang punya HP (yang menggoda) ato saya???
Btw ibu2 itu pada sadar (n enjoy) kok.. klo pingsan emang bisa joged2 gitu
piss 🙂
acara TV dibuat memang ujung-ujungnya komersial karena kan dapet dana dari kucuran iklan. kenapa pildacil kalah sama supermama, mungkin karena kemasannya kurang menarik atau gak ada inovasi.. toh pas awalnya pildacil banyak yg nonton juga.
gampang koq kalau memang gak setuju ada acara supermama. gak usah ditonton ! nanti juga kalo gak ada yang nonton acara itu bakalan tergusur.
Assalamualaikum wr.wb.
Ingin komentar, seharusnya kita mikirin acara alternatif, yang boleh sama boleh juga tidak tapi punya nilai keislaman yang tinggi. Kita nggak usah nyalahin cara orang, sebab orang punya sistem nilainya sendiri. tetapi yang penting sebagai muslim kita musti berpikir keras bagaimana caranya mampu mengemas “sesuatu” yang bisa menyaingi nilai-nilai yang ditularkan pihak lain yang bertentangan dengan nilai islam, misalnya supermama islami – yang tujuannya sudah barang tentu bukan duit tapi bisa mengangkat nilai-nilai islam tetapi tidak sekaligus juga bisa menghibur, bukankah ini tantang buat kita semua supaya Islam tetap maju? jadi kita tidak berhenti pada tahapan menghujat, tetapi harus melanjutkan dengan ide briliant untuk bisa menjadikan alternatif lain supaya lama-kelamaan nilai-nilai Islam bisa disadari oeh semua pihak lebih baik dan lebih menyelamatkan banyak pihak.
Semoga dan Wassalam…..
Alhamdulillah tulisan yang sangat focus. Kalau qt perhatikan banyak sekali acara 2 tv yang dimulai tepat saatnya shlat magrib (terutama siaran langsung), sedih kalau melihat para penonton di studio asyik menyaksikan acara tysb bahkan ada yang berjoget, sementara adzan magrib baru saja dikumandangkan di layar tv, kapan sholat magrib mereka?penonton dan juga kru yang terlibat.Kemana MUI qt yang santai saja ” no Comment” thd tayangan serupa ini.bukankan qt diperintahkan saling mengajak kearah kebaikan?Mari kita “matikan TV qt saat waktunya sholat.
Bahayyyyyyyya…Harus di hapus acara yg bikin lalai..!!
Yg Bagus mendingan Ta’Lim di rumah,risau pikir umat,sudahkah tetangga2 kita sholat? itu yg harus kita pikirakan..