Thursday, 21 November 2024, 20:19

Mulai awal bulan Agustus 2007 ini, salah satu stasiun televisi swasta di negeri ini menggelar film serial televisi Heroes yang konon kabarnya heboh di Amrik sono sejak tahun 2006 lalu. Yup, kita jadi tambah kenalan superhero macam Nathan Petrelli (Adrian Pasdar), Peter Petrelli (Milo Ventimiglia), Angela Petrelli (Cristine Rose), Claire Bennet (Hayden Panettiere), Hiro Nakamura (Masi Oka), Ando Masahashi (James Kyson Lee), dan jagoan superhero lainnya dalam serial televisi ini.

Di film ini ada superhero yang lentur banget tulangnya. Lehernya bisa berputar sampe 360 derajat. Jadi kalo kecelakaan di bagian leher tetep aman. Ada yang bisa terbang dengan kecepatan bak meteor, ada yang bisa ninju orang ampe mental dengan tenaga dalam yang super-duper (eh, istilah ini mah buat makanan atuh ya, karena arti kiasan dari super-duper adalah enak sekali).

Para pahlawan super ini kayaknya kian melengkapi jagoan khayalan dari negeri Ajo Rijal, eh, Ajo Sam ini (backsound: kalo Ajo Rijal sih identik ama Sate Padang ya?). Superhero yang udah kita kenal banget sejak kecil adalah Superman, Batman, Captain America, Spiderman, terus gerombolan mutan macam Wolverine, Cyclops, Magneto, Profesor Xavier, dll yang tergabung dalam komunitas X-Men.

Superhero jadi-jadian alias khayalan ini memang menghibur siapa pun. Punya kelebihan dan keahlian yang bisa diandelin untuk melawan kejahatan dan menegakkan keadilan. Masyarakat Amerika barangkali udah jenuh dengan kondisi hidup mereka yang diliputi rasa cemas karena banyaknya kejahatan, sementara pihak-pihak yang seharusnya memberikan perlindungan malah cuek aja (backsound: jadi inget film jaman baheula yang diputer di televisi: LA Law yang berkisah kalo hukum di negara kapitalis Amerika sana bisa dijual-beli alias ada mafianya. Pantes aja yang banyak duit jadi kebal hukum, yang kismin, eh miskin mah harus rela nggak dapet perlindungan).

Nah, kejadian-kejadian seperti itu yang terus berulang akhirnya menginspirasi orang-orang kreatif untuk berkarya. Kalo Winston Groom membesut karya fenomenalnya, Forrest Gump yang menyindir Amerika secara ‘pelan-pelan’ dari berbagai sudut kehidupan (pernah difilmkan dengan judul sama. Forrest Gump diperani oleh Tom Hanks), maka tim kreatif di DC Comics mengeluarkan Superman, Batman, Wonder Woman, dan The Flash. Nggak ketinggalan tim kreatifnya Marvel Comics (Marvel Enterprises Inc.) menciptakan superhero Spiderman, Captain America, the X-Men, the Fantastic Four, dan the Incredible Hulk, serta superhero imajiner lainnya.

Meski awalnya sekadar hiburan, tapi sangat boleh jadi keberadaan para superhero itu terinspirasi dari kehidupan masyarakat Amerika yang mendambakan para pahlawan yang bisa memberi perlindungan kepada mereka. Siapa tahu kan? Iya kan?

Okelah, terlepas dari asal-usulnya penciptaan para superhero itu, yang jelas bahwa saat ini hampir di seluruh dunia superhero tersebut menjadi idola anak-anak, bahkan sejak jaman kakek-nenek kita anak-anak. Maklum, Marvel Comics udah ada sejak tahun 1932, Bro. Sekadar tahu aja, pada tahun 1941 Joe Simon dan Jack Kirby menciptakan Captain America dengan maksud sebagai bentuk ‘perlawanan’ terhadap Nazi Jerman waktu itu. Laku banget dah komik tersebut. Tuh kan, kayaknya kakek-nenekmu waktu mereka anak-anak juga pernah mengidolakan superhero ini.

Sobat, sekarang kayaknya kita perlu bertanya: mengapa kita perlu pahlawan, bahkan bila perlu superhero?

Idola sekaligus inspirator
Superhero diciptakan sangat boleh jadi tujuannya adalah untuk menjadi idola kaum lemah dan pelindung mereka yang tak berdaya. Why? Sebab, manusia itu beda-beda kekuatannya, beda-beda kondisinya, beda-beda ketahanannya, beda-beda emosinya, termasuk beda-beda nasibnya. Begitulah manusia diciptakan.

Itu sebabnya, dengan potensi kehidupan yang seperti itu, manusia itu akan saling terinspirasi, saling terpengaruh, dan saling membantu satu sama lain. Mereka yang dinilai memiliki kelebihan, pasti menjadi andelan. Hmmm.. jadi inget film-film laga yang diperankan Barry Prima, George Rudy, Johan Saimima dan Advent Bangun yang menjadi idola anak-anak dan remaja di tahun 1980-an. Mereka kuat, gagah dan mahir olah kanuragan. Di film-film selalu jadi bintang utama dan selalu menang (kecuali Advent bangun kali ye, yang sering kebagian peran penjahat—meski jago berantem ya tetep aja ujungnya sih harus kalah sesuai tuntutan skenario hehehe…).

Sobat muda muslim, setiap orang pasti mencari sosok yang bisa dijadikan idola bagi dirinya masing-masing. Setidaknya bisa mewakili perasaannya, mewakil pendapatnya, mewakili keinginannya, dan mewakili cita-citanya. Yup, sang idola akan menjadi inspirator orang yang mengidolakannya. Bukan tak mungkin pula kan ada orang yang mengidolakan superhero macam Spiderman dan Superman, karena dianggapnya bisa menolong penderitaannya dan merasa tenang jika ada superhero tersebut di sampingnya. Iya kan?

Nah lho, superhero idolanya kok  superhero khayalan sih? Memangnya nggak ada yang nyata? Maksudnya bukan legenda apalagi mitos gitu lho. Ada faktanya.

Hehe.. ada sih. Yup, meski kita nggak pernah ketemu langsung sama Tjut Nyak Dien, tapi insya Allah kita yakin bahwa Tjut Nyak Dien bukanlah tokoh fantasi. Tapi nyata adanya.

Terus, apakah superhero tersebut bisa menjadi inspiratormu dalam beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari?

Yes! Seharusnya memang demikian. Seorang hero bisa memberikan semangat kepada ‘pengikutnya’. Kita pasti tahu bagaimana kuatnya kharisma Tjut Nyak Dien ketika berjuang menggelorakan semangat rakyat Aceh untuk berjuang melawan Belanda yang waktu itu sebagai penjajah. Semangatnya mampu menyebar di dada para pejuang Aceh.

Kalo sekarang mungkin yang jadi hero adalah orang yang bisa memberikan inspirasi dalam hidup kita. Untuk lebih percaya diri, untuk lebih bisa tenang menjalani hidup karena merasa ada orang yang mampu dijadikan rujukan dalam berbuat dan bertindak. Karena jujur aja nih, kita sering ingin banget dapetin ‘pembenaran’ dan dukungan atas apa yang kita lakukan. Salah satunya dengan kita mengikuti gaya hero yang kita teladani.

Sekalian bisa bilang ke orang-orang, bahwa apa yang kita lakuin memang ada teladannya, yakni hero kita itu. Sehingga orang lain bisa ngeh dengan apa yang kita lakuin dan menganggap wajar karena ngikutin idola kita yang udah teruji keteladanannya di mata banyak orang. Tentu teladan dalam kebenaran dong.

Oya, yang terpenting agar kita bisa meneladani sang hero, maka hero yang kita pilih adalah yang benar dan bagus. Yang tentunya lebih baik dari kita. Bisa dipercaya, bisa dijadikan rujukan dalam kebaikan. Terlebih, seorang hero tuh harus mampu memberi inspirasi yang baik buat kita. Hmm.. jika tipe hero yang diinginkan seperti itu, tentu bukan yang ecek-ecek dong ya. Kelasnya lain. Berarti tuh hero kudu menjadi inspirator ulung bagi setiap calon pengikutnya. Inspirator dalam melakukan kebenaran dan kebaikan tentunya. Kebenaran Islam dan kebaikan Islam, gitu lho.

Superhero “made in” Islam
Islam sejak lama sudah menjadi magnet kuat bagi manusia yang cinta kebenaran. Sosok Muhammad saw. pasti salah satu daya tariknya. Para sahabat menjadikan beliau guru, sahabat, sekaligus hero dalam kehidupannya.

Allah Swt. menegaskan dengan  sangat jelas dalam firmanNya (yang artinya): “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS al-Ahzab [33]: 21)

Bahwa Rasulullah saw. adalah manusia yang telah diberi ‘ishmah atas dosa-dosa beliau, baik yang lalu maupun yang akan datang, itu telah jelas. Tapi itu bukan berarti kita tidak mampu dan tidak akan pernah bisa mengikutinya. Justru tujuan pengangkatan beliau sebagai utusan Allah adalah untuk memberi teladan, contoh serta pemahaman kepada kita akan mulianya ajaran Islam. Firman Allah Swt. (yang artinya):”(Mereka kami utus) selaku rasul-rasul pembawa berita gembira dan pemberi peringatan agar supaya tidak ada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah diutusnya rasul-rasul itu. Dan adalah Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS an-Nisaa’ [4]: 165)

Arthur Glyn Leonard menuliskan dalam bukunya bahwa Muhammad saw. adalah: “Seorang laki-laki yang bukan saja besar, tapi salah seorang yang terbesar … yang paling besar … yang dihasilkan kemanusiaan. Pembangunan material dan spiritual yang membangun suatu bangsa yang besar, suatu empirium besar, dan bahkan lebih dari segalanya ini, suatu agama yang lebih besar lagi.” (Major Arthur Glyn Leonard, Islam, Her Moral and Spiritual Value)

Muhammad saw. menginspirasi banyak manusia. Islam yang dibawanya mampu menjadi sumber keberanian dan motivasi dalam hidup, maka banyak dari pengikut Muhammad saw. yang tadinya manusia biasa menjadi luar biasa. Mereka menjadi hero di antara para hero dan tentunya layak dan pantas kita jadikan hero dalam kehidupan kita dengan cara meneladaninya. Yup, ‘mencontek’ gaya hidupnya dan prinsip hidupnya yang memang keren itu.

Nah, ada beberapa superhero ‘made in’ Islam yang bisa kita kenal adalah Khalid bin Walid. Beliau adalah mantan panglima perang kafir Quraisy ketika memukul mundur pasukan kaum muslimin di Perang Uhud, ternyata kemudian terpesona dengan Islam dan mengubah dirinya dari hero jahat menjadi hero baik di jalan kebenaran Islam.

Sosok Usamah bin Zaid yang masih muda usia melambung namanya setelah menjadi panglima perang pada usia 18 tahun. Salman al-Farisi yang semula penyembah api, lalu masuk Islam dan menjadi sosok hero buat kita yang bisa diandalkan. Ali bin Abi Thalib yang gagah berani, cerdas, ahli fikih dan pernah menjadi khalifah (kepala negara Islam) juga layak kita jadikan teladan dalam hidup kita.

Ada lagi yan lain? Masih banyak, Bro. Masih ribuan sosok hero yang berhasil ‘diproduksi’ Islam sebagai ideologi yang udah menyelamatkan banyak manusia. Tapi, maaf ya nggak bisa ditulis satu persatu di sini.

Intinya nih, kita bisa meneladani hero-hero yang lahir dari rahim Islam. Bahkan, jika kita meneladani mereka, terus kita ‘menjerumuskan’ diri kepada Islam dengan sepenuh hati, suatu saat—cepat atau lambat, insya Allah pasti kita jadi hero pula. Menjadi teladan buat anak-cucu kita. Teladan dalam dakwah dan perjuangan menegakkan Islam. Inilah sosok hero yang sebenarnya, bahkan boleh dibilang superhero sejati. Karena riil dan tentu saja bukan khayalan belaka. [solihin: www.osolihin.wordpress.com]

[Buletin STUDIA Edisi 355/Tahun ke-8/20 Agustus 2007]

1 thought on “Superhero Sejati

Comments are closed.