Sa’id bin Abi ‘Urubah mengatakan, “Bila disebutkan tentang kematian di hadapan Umar bin Abdul Aziz, gemeterlah seluruh persendian tubuhnya.”
Athaa’ juga menceritakan, “Hampir setiap malam, Umar bin Abdul Aziz mengumpulkan para ahli fiqih di kediamannya, lalu mereka saling mengingatkan tentang kematian dan hari kiamat, setelah itu mereka semua menangis seakan-akan di depan mereka sedang ada jenazah.”
Pernah suatu kali Umar bin Abdul Aziz berkata kepada salah seorang teman berbincangnya, “Malam kemarin, semalam suntuk aku tidak dapat tidur, aku terus berpikir.”
“Memikirkan apa, wahai Amirul Mukminin?”tanya temannya itu.
“Tentang kubur dan penghuninya. Sungguh bila engkau melihat mayat setelah tiga hari dari hari dikuburkan, dengan segala keadaan yang terjadi padanya, pasti engkau akan merasa jijik berdekatan dengannya, walaupun sebelumnya, ketika ia masih hidup, engkau menyenanginya. Pada waktu itu engkau juga akan melihat ‘rumah’ yang dipenuhi burung hantu, ulat-ulat keluar di dalamnya, nanah bercampur darah mengalir bersamaan dengan bau yang mulai berubah menjadi busuk. Padahal, sebelumnya ia dalam keadaan bagus, harum, dan pakaiannya bersih.”
Usai mengungkapkan hal itu, Umar menangis sedu-sedan lalu terkulai pingsan tak sadarkan diri. [source: Washaaya wa ‘Izhaat Qiilat fi Aakhiril-Hayat, karya Zuhair Mahmud al-Humawi]
salam,
kunjungan yang ketiga kalinya kesini,
apa boleh saya mengcopy beberapa hikmah disini ?
aslkm,,,boleh ngopas ya???? 🙂