Thursday, 21 November 2024, 21:58

gaulislam edisi 728/tahun ke-14 (27 Shafar 1443 H/ 4 Oktober 2021)

Buletin gaulislam memang menyasar segmen remaja. Itu sebabnya, dakwahnya memang seputar permasalahan remaja, atau permasalahan umum dalam agama dan fenomena kehidupan masyarakat yang mesti juga diketahui dan dipahami oleh remaja. Ada tantangan tersendiri dakwah di dan bagi kalangan remaja. Itu sebabnya, memang diperlukan niat dan tujuan serta cara yang tepat untuk mendakwahkan Islam kepada para remaja. Tak mudah, tetapi juga tak begitu sulit. Intinya, jalani saja.

Alhamdulillah, pekan ini adalah edisi ke-728 atau pekan yang ke-52 di tahun yang keempatbelas penerbitan buletin remaja ini. Insya Allah pekan depan memasuki tahun penerbitan yang kelimabelas, yakni mulai edisi ke-729. Artinya, sampai pekan ini, sudah tujuh ratus dua puluh delapan pekan buletin kesayangan kamu ini terbit. Nonstop tanpa jeda. Ini adalah pertolongan Allah Ta’ala. Sebab, kita sebagai manusia hanya bisa berikhtiar dan berdoa, serta berharap pertolongan dari Allah Ta’ala.

Sejauh ini (hingga pekan ini), yang pernah berkontribusi dalam menulis di gaulislam totalnya ada 28 orang, termasuk saya. Insya Allah akan menjadi amal jariyah bagi semuanya. Semoga tulisan yang diterbitkan di media ini memberikan manfaat kebaikan bagi pembaca dan mengalirkan pahala bagi para penulisnya. Amiin ya robbal ‘alaamiin. Saya mengucapkan “Jazakumullahu khairan katsira” bagi teman-teman yang sudah menulis di buletin ini sejak 2007 lalu.

Dakwah itu wajib dan perlu

Sedikit bercerita saja ya, kenapa dakwah di kalangan remaja perlu ditekuni. Saya yakin banyak saudara kita juga sudah dan sedang menekuni dakwah untuk kalangan remaja. Tentu, ada juga yang spesialisasinya dakwah untuk kalangan anak-anak, ibu-ibu, bapak-bapak, kalangan mahasiswa, kalangan intelektual dan ilmuwan, kalangan pengusaha, termasuk ada dakwah yang ditujukan untuk para ulama dan para penguasa. Semoga upaya kita semua mendatangkan keberkahan bagi kita dan kaum muslimin, serta diberikan kemudahan untuk senantiasa mengupayakannya dan sebagai bagian dari amal shalih yang kelak menjadi pemberat timbangan di yaumil hisab. Aamiin ya robbal ‘alamin.

Betul. Bagaimana pun, dakwah harus tetap ada sepanjang masa. Menyeru manusia kepada kebaikan adalah sebaik-baik jalan. Sudah dicontohkan oleh para nabi dan para pengikutnya, serta para sahabat, para tabiin, dan para ulama salafus shalih hingga hari ini dan seterusnya. Maka, dakwah memang akan ada terus sepanjang masa. Semoga kita menjadi bagian dari para pengemban dakwah. Baik secara lisan maupun tulisan.

Allah Ta’ala berfirman, “Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS Luqman [31]: 17)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda (yang artinya), “Sesungguhnya Allah , malaikat dan para penghuni langit dan bumi, sampai seekor semut dan ikan di laut mendoakan orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia.” (HR at-Tirmidzi)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda dalam hadits yang lain (yang artinya), “Barang siapa menunjukkan kepada kebaikan, maka baginya seperti pahala orang yang melakukannya.” (HR Muslim)

Rasululah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda (yang artinya), “Barang siapa mengajak kepada hidayah, maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun.” (HR Muslim)

Permasalahan remaja itu sepertinya banyak. Kelihatannya nggak abis-abis juga. Namun, jika mau dipahami secara seksama, inti dakwah itu sama saja, baik untuk anak-anak, remaja, orang dewasa, kalangan tertentu, status sosial dan lainnya. Apa itu? Isi seruannya, yakni yang utama kepada tauhid. Mengajak manusia agar hanya menyembah (beribadah) kepada Allah Ta’ala, mendekatkan diri kepada-Nya, taat kepada-Nya, dan senantiasa berbuat sesuai tuntunan-Nya.

Setelah dakwah untuk meneguhkan tauhid, seruan berikutnya menjelaskan kesempurnaan ajaran Islam dan kewajiban terikat dengan hukum-hukumnya. Berikutnya, menjelaskan ayat-ayat Allah Ta’ala dalam al-Quran berserta maknanya. Agar lebih mudah dipahami. Konten dakwah selanjutnya adalah menyampaikan kisah-kisah para nabi, para sahabat, para ulama, serta kaum muslimin lainnya yang menjadi teladan sepanjang masa. Jangan lupa untuk terus mengingatkan dalam dakwah kita tentang janji-janji Allah kepada orang-orang yang beriman, yakni pahala dan surga. Terakhir, setidaknya menurut yang saya pahami, dalam dakwah kita juga harus terjun langsung menemani dan mendampingi umat agar tetap bertakwa kepada Allah Ta’ala. Keenam konten dakwah utama itu, bisa digunakan untuk semua umur dan kalangan. Nah, yang membedakan untuk berbagai segmen adalah caranya. Ya, caranya atau uslubnya. Di situ kreativitas kita sangat diperlukan.

Sobat gaulislam, karena buletin kita membidik segmen dakwah bagi remaja, maka yang selama ini dibahas khusus adalah segmen untuk remaja. Konten dakwahnya sama, yang disampaikan dari keenam poin yang udah disebutin di paragraf sebelumnya. Hanya saja, yang kadang menjadi tantangannya adalah cara menyampaikannya disesuaikan dengan pola pikir remaja. Contoh-contohnya juga yang terbiasa dilihat oleh para remaja. Sekadar biar nyambung aja. Padahal, konten dakwahnya ya itu-itu saja. Nggak ada yang beda. Tetap sama. Itu sebabnya, sebagai muslim remaja juga punya hak yang sama untuk mendapatkan informasi keislaman secara menyeluruh. Sebagai muslim, remaja juga punya kewajiban yang sama dalam melaksanakan ajaran-ajaran Islam. Kemasannya aja beda, isinya sama.

Pengalaman saya pribadi yang sampai saat ini masih mencoba menemani remaja untuk dekat dengan Islam melalui media yang dikemas khusus bagi mereka, sedikit bisa menyimpulkan bahwa remaja lebih suka diajak sharing, asyik untuk diajak ngobrol. Itu sebab, gaya penulisan di gaulislam memang disesuaikan dengan karakter remaja pada umumnya.

Sebelum menulis khusus di buletin ini, saya pernah juga menggarap buletin remaja STUDIA (awal tahun 2000 sampai menjelang akhir tahun 2007). Selain nulis di buletin juga sempat wara-wiri di media remaja juga, yakni di Majalah PERMATA dan SOBAT Muda. Pendek kata, boleh dibilang sejak tahun 1994 hingga kini, saya masih bertahan menemani remaja agar dekat dengan ajaran Islam melalui tulisan. Selain di majalah dan buletin, saya pernah juga menulis buku. Alhamdulillah sejak 2002 hingga 2016, ada 48 buku yang berhasil diterbitkan dan semuanya ditulis untuk segmen remaja.

Jika pun yang disebut tantangan untuk saat ini bagi saya adalah, saya harus bisa tetap update info seputar remaja, di usia yang menjelang senja. Idih, kesannya tua banget. Hehehe… menjelang kepala 5 di angka usia bukannya udah kategori menjelang senja? Eh, masih muda ding, semangatnya.

Begini, saya bukan siapa-siapa. Tak begitu dikenal, tak terkenal. Namun, saya berusaha sekadar memberikan kontribusi untuk dakwah. Dan, saya merasa perlu untuk dakwah di kalangan remaja. Selain memang ini yang udah terbiasa dan saya menyukainya, juga karena dulu pernah berjanji pada diri saya sendiri, bahwa saya ingin menghadirkan bacaan berkualitas dengan tema-tema Islam untuk remaja muslim dan disampaikan dengan gaya bahasa yang enak dan mudah dipahami. Maklum, saat saya remaja, ya ketika menjadi siswa SMP dan SMK (pertengahan tahun 80-an sampai awal tahun 90-an), belum ada bacaan yang mengangkat tema-tema keislaman dengan gaya bahasa khusus remaja. Tulisan yang enak dibaca, cair, ada unsur humornya, dan bertutur secara teknis, tetapi isinya tetap berbobot dengan solusi Islam ideologis. Sementara media umum untuk remaja, bejibun dan enak dibaca, tetapi isinya banyak yang nggak bermanfaat. Di sinilah target dan sekaligus tantangannya.


Dakwah bagian dari cinta

 Sobat gaulislam, Menurut saya sih, satu-satunya cinta kita yang pasti berbalas adalah ketika kita mencintai kebenaran Islam. Islam yang sudah dijanjikan kemuliaannya oleh Allah Ta’ala ini rasa-rasanya nggak mungkin untuk mengecewakan kita (kalo kita yang mengecewakan Islam, kayaknya sangat mungkin deh. Semoga saja kita bukan termasuk golongan yang mengecewakan Islam itu).

Cinta kepada kebenaran Islam pasti akan berbalas. Insya Allah kita nggak akan kecewa dengan mencintai kebenaran Islam dan menjadi pejuangnya. Cinta, pengorbanan, dan perjuangan kita dalam mencintai kebenaran Islam ini pasti berbalas alias bersambut. Nggak usah khawatir. Karena apa? Karena kebenaran Islam itu sudah dijamin langsung oleh Allah Ta’ala. Mencintai Islam, membelanya, dan juga memperjuangkannya (dengan mendakwahkannya) sama dengan mencintai Allah Ta’ala dan Rasul-Nya.

Mencintai Allah Ta’ala dan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sama artinya dengan mencintai kebenaran. Dan, yakinlah bahwa cinta kita akan berbalas, yakni dengan mendapatkan garansi berupa pahala atas kesetiaan dan kesediaan kita berkorban dan berjuang dalam membela kebenaran Islam ini. Allah Ta’ala Berfirman, “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS Muhammad [47]: 7)

Oya, ini sudah janji Allah Ta’ala. Dia pasti menepatinya. Yakin itu. Allah nggak lupa, Allah nggak pernah tidur, Allah nggak pernah ingkar janji. Firman Allah Ta’ala, “Allah telah berjanji dengan sebenar-benarnya. Allah tidak akan memungkiri janji-Nya.” (QS az-Zumar [39]: 20)

Jadi, berbahagialah wahai para pejuang kebenaran Islam, para pengemban dakwahnya. Karena cinta kalian pasti berbalas alias bersambut. Allah yang akan langsung menyambut cinta kita. Cinta kita kepada kebenaran Islam dan mendakwahkannya, sekaligus tanda cinta kita kepada Allah Ta’ala. Itu sebabnya, jangan khawatir dan jangan merasa cinta kita kepada kebenaran Islam ini akan sia-sia. Insya Allah jika kita ikhlas melakukannya, Allah pasti juga mencintai kita dan akan menepati janji-Nya. So, kita kudu yakin dan jangan pernah merasa khawatir. Oke?

Semoga kita semua menjadi barisan para pejuang dan pembela Islam, sekaligus para pengemban dakwahnya. Baik dakwah untuk anak-anak, dakwah untuk remaja, dakwah untuk emak-emak, bapak-bapak, para pengusaha, para ilmuwan, para intelektual, para pejabat, dan para penguasa. Islam untuk semua. Semoga Allah Ta’ala memudahkan segala urusan kita dalam menghadapi berbagai tantangan dakwah dan menjadikan kita sebagai orang-orang pilihan dalam menyampaikan dakwah Islam ini, dan bersama-sama bahagia kelak di surga-Nya. Aaamiin ya robbal ‘alamiin. [O. Solihin | IG @osolihin]