gaulislam edisi 902/tahun ke-18 (4 Sya’ban 1446 H/ 3 Februari 2025)
Rasa-rasanya kita udah pada biasa dengerin istilah AI ya? Ya, itu adalah Artificial Intelligence alias kecerdasan buatan. Gampangnya mesin komputer yang dilatih sama orang. Tujuannya buat memudahkan pekerjaan manusia. Banyak negera berlomba bikin model AI. Dari yang udah bisa kamu kenal selama ini macam Copilot, ChatGPT, Meta AI, Perplexity, Gemini, Adobe Firefly, Mid Journey, Dall-E, Leonardo AI, GammaApp dan seabrek model AI yang dibenamkan di berbagai aplikasi. Seru sih. Mungkin kamu juga udah pernah menggunakannya. Boleh dibilang ini kayak pertempuran diam-diam. Nah, kita sampai ini masih jadi penonton dan sesekali jadi penikmatnya. Belum jadi pemain.
Oya, pertempuran akan kian rame nih. Sebab, ada barang baru, namanya DeepSeek R1, yang akhir-akhir ini doi wara-wiri banget di lini masa sosial mediaku. Pokoknya udah kayak wijen di onde-onde aja. Ada di mana-mana Bro, susah banget misahinnya. Ada orang yang keganggu dengan kelahiran DeepSeek R1 ini, tapi ada juga yang senang, termasuk saya. Deepseek R1 ini di semenjak diluncurkan di 10 Januari 2025 ternyata sudah bikin banyak polah. Walaupun masih orok tapi ternyata doi bisa bikin semua media mainstream Amerika membahasnya. Para petinggi perusahaan teknologi amerika galau berat sampai-sampai valuasi saham-saham perusahaan teknologi pun ikutan galau seperti para petingginya. Buat kamu yang penasaran sama bayi ajaib satu ini, yuk kita bahas lebih dalam.
Tentu, kamu sudah kenal banget dengan namanya kecerdasan buatan (AI), yang sebelumnya dipopulerkan kembali sebagai ChatGPT oleh OpenAI. Kemudian nggak pake lama, semua pelajar di seluruh jagat ini sepakat menjaikan ChatGPT ini sebagai sohib mereka. Doi bisa diajak ngobrol lama, selalu ada kapan pun kita perlu, tidak memiliki emosi dan nonjudgemental. Alhasil hubungan para pelajar ini sudah kayak pacaran aja sama ChatGPT. Kalo lagi enggak ada temen yang mau diajak curhat, ya curhat aja ke ChatGPT.
Apa itu DeepSeek R1?
DeepSeek R1 adalah model kecerdasan buatan (AI) yang dikembangkan oleh sebuah perusahaan teknologi China bernama DeepSeek yang berbasis di Hangzhou. Perusahaan ini termasuk dalam perusahaan rintisan (startup) karena baru didirikan pada medio Mei 2023. Awalnya perusahaan ini bergerak di pasar saham China dengan memanfaatkan teknologi AI untuk membantu dalam jual beli saham.
So what? Apa yang spesial? So far cerita si DeepSeek R1 ini standar aja? Sabar Bos, kita mulai dari konteksnya dulu. Pada 20 Januari 2025 kemarin terjadi pergantian presiden Amerika, Donald Trump yang sebelumnya vakum akhirnya come back lagi jadi presiden Amerika yang ke 47. Nggak mau mengulangi kesalahan sebelumnya, Presiden Trump ini langsung nge-gas dengan membuat berbagai kebijakan di hari pertama doi dilantik.
Banyak kebijakan di hari pertamanya yang menarik, mulai dari keputusan US menarik diri dari WHO dan kesepakatan internasional mengenai perubahan iklim, ngidupin lagi TikTok di Amerika yang sempat dilarang pada masa presiden sebelumnya, hingga menetapkan gender resmi di Amerika adalah Cowok sama cewek, hal ini menjadi pukulan telak bagi para penggiat sesama sejenis, ya paling tidak Presiden Trump masih waras untuk urusan yang satu ini. Walau kalo urusan politik luar negeri, ya hampir sama aja kayak presiden Amerika pada umumnya yang dukung dan bela Israel. Pait!
Mumpung masih anget-angetnya baru jadi presiden lagi, beberapa hari setelah dilantik, Presiden Trump mengumumkan sebuah mega proyek AI dengan nama Proyek Stargate. Proyek ini bernilai 500 billion USD atau setara dengan 8.116,6 Triliun (12 nolnya) atau 8.1 kuadriliun (15 nolnya) kalo dirupiahin. Proyek ini di-support sama Softbank Jepang, OpenAI dan Oracle. Ketiganya merupakan perusahaan raksasa dibidang teknologi dan investasi. Proyek ini menunjukkan bagaimana Amerika memimpin dalam hal pengembangan AI di dunia.
Cilakanya industri AI Amerika
Sobat gaulislam, abis jumawa dengan megaproyek AI-nya, nggak disangka DeepSeek R1 yang buatan China ternyata mulai dikenal dan dibahas di berbagai media mainstream Amerika. Karena timing-nya yang pas banget, kayaknya emang China tahu kalo megaproyek ini akan diumumkan. So, disiapkanlah Deepseek R1 untuk memberikan efek kejut bagi industri AI Amerika.
Nah, untuk memastikan dominasi Amerika pada industri AI, pemerintah Amerika membatasi distribusi chip AI yang utamanya dipasok oleh perusahaan bernama Nvidia. Dengan hardware yang dibatasi pengembangan AI di luar Amerika tidak akan bisa menyusul perkembangan AI di Amerika.
Uniknya, dengan keterbatasan tersebut ternyata bukan berarti mutlak tidak bisa menyaingi perkembangan AI Amerika. DeepSeek R1 dibuat dengan memanfaatkan GPU dan ROCM dari perusahaan AMD. Staff yang terlibat dalam proyek ini pun cuma berjumlah 100-an orang, biaya yang dikeluarkan sekitar 6 Juta dolar saja, (termasuk murah bagi pengembangan model AI baru). Dan hebatnya lagi, DeepSeek R1 ini di rilis sebagai open source (kode sumber terbuka) yang artinya semua orang bisa download dan install di komputer masing-masing. Keren kan punya AI sendiri setara ChatGPT, Gemini atau Copilot, di komputer atau laptopmu sendiri?
Bagaimana DeepSeek dibuat?
DeepSeek dibuat dengan teknik yang inovatif, dari pada memulai proses dari awal, DeepSeek R1 dibuat dengan memanfaatkan model AI yang sudah ada untuk kemudian dijadikan sebagai gurunya. DeepSeek ternyata nggak berguru sama satu model AI saja, tapi beberapa model AI, sehingga kecerdasan yang diperoleh DeepSeek R1 merupakan gabungan dari berbagai model AI yang ada saat ini.
Kecerdasan yang diperoleh dari para gurunya tersebut kemudian didistilasi alias ‘disuling’ diambil sari patinya, untuk menghasilkan sebuah model yang lebih kecil dan lebih efisien, namun tetap mewarisi kemampuan penalaran dan kecerdasan dari para gurunya. Hasilnya adalah sebuah model AI dengan ukuran kecil dan efisien, namun memiliki kecanggihan yang setara dengan model AI yang ada saat ini. Karena kecil dan efisien menjadikan DeepSeek R1 dapat digunakan di berbagai jenis perangkat komputasi, sehingga pada akhirnya akan lebih banyak pengguna bisa merasakan kemanfaatan AI.
Proses distilasi sebenarnya mirip seperti ketika kita suka dengan bau bunga mawar, kita tidak perlu bawa pohon dan potnya ke mana-mana, cukup mawar nya saja kita suling (distilasi) untuk mengambil sarinya atau biangnya, sehingga hasilnya lebih praktis untuk dibawa ke mana-mana, tanpa mengurangi keharuman bunga mawar. Kayak minyak wangi, gitu.
Apa saja yang bisa kita manfaatkan dari DeepSeek R1?
Ada banyak cara DeepSeek R1 bisa dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa di antaranya adalah:
Pertama, chatbot alias asisten virtual. Buat kamu yang seneng banget ngobrol sampai kena limit kalo pakai ChatGPT, dengan nginstall sendiri DeepSeek R1 di komputermu kamu bisa ngobrol sama doi sampai berbusa-busa. Sampe teler, sampe kamu nggak bisa tanya lagi dan dia bingung mau jawab apa. Eh?
Kedua, penerjemahan bahasa. Walaupun belum semua bahasa bisa digunakan (setahu saya sih bahasa kolbu belum bisa), lumayanlah sudah mencukupi sebagai alat penerjemahan untuk kebutuhan sehari-hari. Kalo cuma mau ngobrol sama opa-opa Korea pakai bahasa mereka sampai berbusa-busa mah gampang. Syaratnya kamu paham. Iya, lah.
Ketiga, pembuatan konten. DeepSeek bisa membantu penulis dalam membuat artikel, cerita pendek, atau bahkan konten media sosial. Artikel ini pun di-sponsorin banget sama DeepSeek.
Keempat, analisis data dan tren untuk berbagai keperluan bakal gampang tanpa limitasi dan tidak perlu bayar biaya bulanan.
Kelima, pendidikan dan pembelajaran. AI bisa lho nemenin kamu sampai berbusa-busa belajar hal-hal yang sulit kamu pahami. Kamu bisa meminta AI untuk menjelaskan hal-hal yang sulit kamu pahami dengan cara yang lebih sederhana di level yang sesuai dengan kemampuanmu. Tapi tetap kamu ngerti dasarnya juga, sebab namanya AI suka halu juga alias ngarang bebas. Hehehe…
Tantangan penggunaan AI
Walaupun AI seperti DeepSeek R1 dan model lainnya memiliki banyak keunggulan, tetap ada beberapa tantangan dan masalah yang harus kamu perhatikan, seperti:
Pertama, keakuratan informasi. AI tidak selalu memberikan jawaban yang 100% benar, sehingga kamu harus tetap kritis dalam mengevaluasi informasi yang diberikan AI. Berarti kamu kudu punya dasar juga untuk hal yang kamu tanyakan ke dia. Jangan asal ambil aja begitu dikasih info. Cek dulu.
Kedua, keamanan data. Pengguna AI harus memperhatikan privasi dan keamanan data pribadi, agar nantinya tidak disalahgunakan. Itu sebabnya, tetap kudu hati-hati sebelum membagikan info penting tentang dirimu.
Ketiga, potensi pengangguran. Nah, dengan semakin canggihnya AI, beberapa pekerjaan akan tergantikan oleh teknologi ini. Itu sebabnya, penting bagi kamu semua untuk terus mengembangkan keterampilan yang beragam dan unik sehingga tidak mudah digantikan oleh AI, seperti nimba air di sumur (hehehe..). So, tetap kudu belajar, ya.
Kesimpulan
Sobat gaulislam, Allah Maha Adil dan tidak akan kehilangan sifat Maha Adilnya. Hal ini sangat kelihatan di semua aspek kehidupan manusia, salah satunya ketika teknologi AI (yang memiliki potensi kebaikan di dalamnya) ingin dikuasai oleh segelintir manusia, Allah pun menunjukkan Kemahaadilannya. Artinya, ada di bagian lain yang bisa juga membuat, nggak cuma negara tertentu aja.
Tapi yang pasti, Bro en Sis. Untuk yang satu ini, meskipun di negeri muslim belum ada yang bisa bikin model AI yang bagus, tetapi kita nggak perlu iri dengan orang kafir yang udah bikin model AI. Sebab, pertempuran AI ini sebenarnya didominasi orang-orang kafir. Teknologinya bisa kita manfaatkan untuk kebaikan—misalnya dakwah, tapi jangan kagumi mereka. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Janganlah sekali-kali kamu terpedaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah Jahannam; dan Jahannam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya. Akan tetapi, orang-orang yang bertakwa kepada Tuhannya, bagi mereka surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, sedangkan mereka kekal di dalamnya sebagai tempat tinggal (anugerah) dari sisi Allah. Dan apa yang di sisi Allah adalah lebih baik bagi orang-orang yang berbakti.” (QS Ali Imran [3]: 196-198)
Kemenangan orang-orang kafir hanyalah sementara dan semu pula. Boleh jadi di dunia mereka mendapatkan banyak kesenangan dan bisa jadi sebagian dari kita menganggapnya sebagai sesuatu yang patut dikagumi. Namun, ingatlah bahwa semua yang mereka miliki itu akan lenyap tak berbekas dan mereka akan dilemparkan ke dalam neraka jahannam.
Kedua, kalo AI aja ada gurunya, demikian juga kita semua ketika belajar Islam, pastikan kamu tidak belajar Islam sembarangan! Cari guru yang mumpuni, jadikan dia sebagai tempat bertanya dan memastikan pemahaman Islam kita.
Ketiga, seperti halnya teknologi lainnya, AI tetap harus digunakan dengan bijak. Tiap orang yang menggunakan AI kudu tahu batasan dan etika penggunaannya, supaya dia selamat dan tidak merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Keempat, dengan memahami cara kerja dan potensi AI, kita semua harus lebih siap dalam menghadapi masa depan yang akan semakin dipengaruhi banget oleh kecerdasan buatan. Eh, nanti lawan dajjal bisa pake AI nggak, ya? Hmm… dajjal nanti dihabisi Nabi Isa ‘alaihi sallam, kok. Tenang aja.
Jadi, kita berada di antara perang AI. Itu sebabnya, yuk terus eksplorasi dunia AI dan manfaatkan teknologi ini untuk memajukan Islam dan kaum muslimin, serta meningkatkan kualitas ketakwaan diri kita semua. Jangan lupa, kuatkan iman, dan juga ibadahnya. Semoga bermanfaat. [Abu Fikri]