Tuesday, 17 September 2024, 02:25

gaulislam edisi 878/tahun ke-17 (14 Shafar 1446 H/ 19 Agustus 2024)

Sekarang kita ngobrolin soal rokok, ya. Sebenarnya udah biasa kita lihat faktanya sehari-hari, dibahas pun sudah sering oleh banyak orang. But, tetap kita bahas di edisi kali ini tersebab rokok masih aja jadi persoalan. Banyak bahayanya, tetapi sekaligus bejibun penikmatnya.

Ya, rokok bisa dikatakan (kata penikmatnya) sebagai benda yang dapat menghangatkan tubuh sekaligus mengurangi stres. Namun, mereka lupa bahwa beragam keburukan justru mengintai. Coba kita cari tahu pengaruh lain dari rokok. Sekadar tahu aja, rokok telah lama dikenal sebagai salah satu penyebab utama berbagai penyakit serius, termasuk kanker paru-paru, penyakit jantung, dan penyakit pernapasan kronis.

Menurut penelitian, dalam sebatang rokok itu mengandung lebih dari 7.000 jenis senyawa kimia, beberapa jenis di antaranya yakni, nikotin, tar, dan karbon monoksida, diketahui berkontribusi besar terhadap rusaknya kesehatan. Bukan hanya kesehatan fisik, tetapi juga berdampak pada kesehatan mental dan kualitas hidup secara keseluruhan. Dampak buruk rokok menjadi semakin jelas seiring berjalannya waktu, banyak penelitian yang mengatakan bahwa rokok menjadi salah satu penyebab kematian nomor satu dari sepuluh kematian di seluruh dunia.

Persoalan lebih buruk muncul karena rokok tidak hanya populer di kalangan orang dewasa, tetapi juga anak remaja bahkan anak SD. Pada usia ini, remaja masih dalam proses perkembangan fisik dan mental, sehingga dampak merokok bisa lebih merusak dibandingkan pada orang dewasa. Kini remaja malah menjadi target pemasaran rokok.

Itu sebabnya, butuh kesadaran dari setiap individu, khususnya remaja yang seharusnya masih terbebas dari benda berbahaya itu. Mengapa? Rokok memiliki dampak buruk bagi masa depan mereka. Bisa jadi mereka belum sadar dan belum memahami sepenuhnya mengenai risiko rokok pada kesehatan. Pengetahuan yang baik tentang bahaya rokok bisa membantu remaja untuk membuat keputusan yang lebih bijak dan menjaga kesehatan demi masa depan mereka.

Menguak bahaya rokok

Sobat gaulislam, emang seberapa bahaya rokok sampai harus benar-benar dijauhi? Bahaya banget! Karena masa depan kita dipertaruhkan, dengan rusaknya kesehatan fisik dan mental kita. Aduh, masih muda kok fisik dan mentalnya udah rusak? Rugi dong! Padahal banyak hal bermanfaat lainnya yang bisa di lakukan di masa remaja. Kalau kata Enau di lagu Krisis Solusi, “Dikasih halal mau yang haram, sudah tahu salah tapi masih aja.”

Emang salahnya apa aja? Salah satunya merusak tubuh. Mulai dari risiko penyakit serius seperti kanker, penyakit jantung, hingga dampak negatif pada organ-organ vital seperti paru-paru, sistem peredaran darah, dan masalah gigi juga mulut. Selain itu, bahan-bahan kimia dalam rokok seperti nikotin, dapat mengganggu pertumbuhan normal dan perkembangan tubuh. Remaja dapat mengalami keterlambatan tumbuh tinggi badan dan perkembangan organ vital. Merokok juga dapat menyebabkan penurunan stamina dan daya tahan tubuh, akibatnya remaja lebih rentan terhadap penyakit.

Sedangkan untuk perkembangan mental, merokok dapat menyebabkan gejala-gejala yang dapat menjadikan remaja kurang fokus belajar, sulit memahami pelajaran karena pengalami penurunan daya tangkap, kurang aktif, mengalami gangguan kecemasan, hingga menyebabkan anak tersebut mengalami depresi. Padahal katanya rokok itu bisa menghilangkan stres? Tapi kok bisa menyebabkan depresi? Haduh, kan remaja tuh masih pelajar, jadi mereka kudu belajar dong? Sedangkan daya tangkap mereka menurun, gimana bisa fokus belajar kalau memahami pelajaran aja susah, terus entar depresi karena nilainya jelek, belajarnya ga bisa fokus, gampang cemas, dsb.

Coba kita ulik fakta ini lebih dalam. Prevalensi (jumlah total kasus penyakit dalam suatu periode waktu tertentu) perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menunjukkan bahwa jumlah perokok aktif diperkirakan mencapai 70 juta orang, dengan 7,4% di antaranya perokok berusia 10-18 tahun.

Kelompok anak dan remaja merupakan kelompok dengan peningkatan jumlah perokok yang paling signifikan. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada 2019, prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3% (2016) menjadi 19,2% (2019). Sementara itu, data SKI 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5%), diikuti usia 10-14 tahun (18,4%).

Parah ya? Padahal masih muda banget umur segitu, udah mau coba-coba hal yang berbahaya. Lebih tepatnya rasa penasaran mereka sangat tinggi, makanya penting bagi orang tua untuk memberi arahan yang baik pada anak-anaknya. O iya, meskipun rokok ini dominan laki-laki, tapi tidak bisa dipungkiri bahwa perempuan juga ada yang merokok. Padahal risiko perempuan perokok aktif itu dapat memperngaruhi produksi hormon, membuatnya mengalami infertilitas atau tidak subur. Pokoknya kalau belom nyoba, jangan di coa-doba deh! Stay halal, sobat.

Perspektif remaja

Sobat gaulislam, biasanya orang melakukan suatu hal pasti ada alasannya, kan? Kalau merokok alasannya apa, ya?

Ada beberapa faktor sosial seperti tekanan teman sebaya, pengaruh keluarga yang merokok, dan paparan iklan rokok berperan besar dalam meningkatkan prevalensi merokok di kalangan remaja. Nah, apalagi remaja kini menganggap merokok itu sesuatu yang sangat keren. Aneh ya, padahal merusak kesehatan tubuh kok dibilang keren. Pas udah kena dampak buruknya baru deh nyesel. Sadar, dong!

Menurut urutan beberapa faktor di atas, urutan paling pertama adalah pengaruh teman sebaya. Memang benar teman itu bisa mempengaruhi kita. Makanya kita kudu mencari teman yang baik agar kita bisa menjadi pribadi yang baik juga. Teman itu bisa menjadi cerminan diri kita loh. Tidak jarang orang menilai kita dari teman dekat kita. Sebagaimana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;

الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ

“Seseorang bisa dilihat dari perilaku beragama sahabatnya. Hendaklah kalian memperhatikan bagaimana sahabatmu dalam beragama. (HR Abu Dawud dan Tirmidzi)

Setidaknya kalau mau berteman dengan teman yang pergaulannya kurang baik, jangan jadi orang yang terpengaruh. Tapi jadilah orang yang mempengaruhi. Pengaruhi mereka dengan kebaikan. Ajak mereka untuk berbuat kebajikan dan menghindari perbuatan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sebab, hubungan pertemanan di dunia dapat mempengaruhi kehidupan akhirat kita. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: “Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul”. Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan si fulan itu teman akrabku. Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari al-Quran ketika al-Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah setan itu tidak mau menolong manusia. (QS al-Furqan [25] : 27-29)

Para mufasir menjelaskan kalimat “menggigit dua tangannya” diartikan sebagai penyesalan yang amat sangat dalam, tetapi sia-sia karena sudah tidak mungkin lagi untuk bisa kembali. Jadi, pintar-pintarlah dalam berteman, jangan sampai pertemanan kalian malah merugikan diri di akhrirat kelak.

Faktor lainya yakni, keluarga atau lingkungan. Anak-anak cenderung menjadikan keluarga–terutama orang tua–sebagai panutan mereka. Jika orang tua atau anggota keluarga lainnya merokok, remaja lebih mungkin untuk ikutan merokok. Karena mereka menganggap merokok sebagai perilaku yang normal. Di sinilah peran keluarga sangat penting bagi anak. Harusnya orang tua memberikan contoh yang baik.

Selain pengaruh keluarga, media dan iklan juga berperan penting. Mereka sering kali menggambarkan merokok sebagai sesuatu yang glamor, keren, dan menarik. Iklan rokok sering menampilkan orang-orang yang tampak sukses, kuat, dan independen, yang membuat merokok tampak lebih menarik bagi remaja yang mencari identitas dan citra diri. Ditambah remaja sekarang  kurang mendapat edukasi tentang bahaya merokok, mereka cenderung tidak menyadari risiko yang terjadi pada kesehatan mereka. Pentingnya memberi edukasi kepada remaja tentang bahaya rokok, agar mereka memiliki kesadaran sendiri bahwa rokok dapat merusak masa depan mereka.

Lebih dari sekadar asap

Sobat gaulislam, bagi perempuan, kesehatan adalah prioritas utama dalam memilih pasangan. Banyak perempuan menolak untuk memilih pasangan perokok aktif. Bukan hanya berimbas pada pasangannya saja tapi juga berimbas ke dirinya sendiri. Sebab, perokok pasif cederung lebih berbahaya daripada perokok aktif. Sering menghirup asap rokok secara pasif dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker paru-paru, penyakit jantung koroner, dan aterosklerosis. Apalagi bagi perempuan hamil berisiko lebih tinggi untuk mengalami keguguran, bayi lahir mati, dan bayi dengan berat badan di bawah rata-rata. Selain bikin sakit, rokok juga bisa bikin kanker (kantong kering), dari pada beli rokok mending beli kebutuhan rumah. Makanya banyak perempuan yang lebih memilih pasangan yang tidak merokok, demi masa depan yang lebih sehat.

Pandangan sosial dan budaya juga memainkan peran signifikan dalam perempuan menilai lelaki perokok. Di beberapa budaya, merokok mungkin dianggap sebagai kebiasaan yang buruk, dan tidak pantas. Perempuan yang dibesarkan dalam lingkungan yang menekankan kesehatan dan gaya hidup sehat cenderung memiliki pandangan negatif terhadap rokok. Mereka cenderung merasa bahwa lelaki yang merokok kurang bertanggung jawab atau kurang peduli terhadap kesejahteraan dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Mereka juga mempertimbangkan kesehatan anak-anak di masa depan, karena paparan asap rokok dapat berdampak negatif pada kesehatan anak-anak dan anggota keluarga lainnya.

Berhenti merokok

Jadi, merokok meman memiliki dampak yang sangat merusak pada kesehatan remaja, mulai dari penyakit paru-paru, jantung, hingga gangguang perkembangan fisik dan mental. Mereka juga berisiko mengalami berbagai masalah kesehatan di masa depan. Karena itu, dukungan sosial sangat penting untuk membantu remaja berhenti merokok. Khususnya, perempuan bisa menjadi agen perubahan dengan mendorong pasangan, teman, dan anggota keluarga untuk meninggalkan kebiasaan merokok. Dengan memberi dukungan emosional, dan mempromosikan gaya hidup sehat. Tidak lupa untuk memberikan lingkungan yang baik bagi remaja, agar mereka merasa lebih nyaman dengan lingkungan yang baik tanpa rokok.

Selain itu, kampanye anti-rokok yang efektif dan konsisten sangat diperlukan. Kampanye ini harus melibatkan berbagai pihak, termasuk sekolah, keluarga, dan komunitas untuk menyebarkan informasi tentang bahaya rokok dan meyediakan dukungan kepada remaja yang berusaha untuk berhenti merokok.

Nah, ada beberapa tips agar berhenti merokok. Pertama, tetapkan niat dan tekad yang kuat. Carilah motivasi untuk memperkuat niat kita. Bisa berasal dari keinginan hidup yang lebih sehat, akademis yang lebih baik, atau dukungan dari orang-orang yang kita sayangi. Kedua, cari dukungan. Berbicaralah dengan keluarga atau teman tentang niat untuk berhenti merokok. Ketiga, buat rencana, buat daftar alasan berhenti dan kenali situasi atau orang yang memicu keinginan merokok agar bisa dihindari. Keempat, gantilah kebiasaan. Carilah kegiatan atau hobi baru yang bisa menggantikan waktu yang biasa digunakan untuk merokok seperti olah raga, membaca, belajar, pengajian, dan lain sebagainya.

Perlu juga tuh peran penting bagi keluarga dan sekolah dalam edukasi bahaya rokok. Orang tua harus membangun komunikasi terbuka dengan anak-anak tentang bahaya merokok, agar mereka bisa memahami risiko sebenarnya. Memberikan contoh yang baik bagi anak juga penting, karena anak-anak cenderung meniru perilaku orang tua mereka. Serta memberikan dukungan emosional dan dorongan ketika anak berusaha berhenti merokok, perasaan dicintai dan didukung dapat memperkuat tekad mereka untuk berhenti.

Sekolah juga harus mengintegrasikan program edukasi tentang bahaya merokok dalam kurikulum, dan mengadakan kegiatan yang dapat menarik perhatian remaja dari merokok, seperti kegiatan olah raga, seni, dsb. Selain itu, menyediakan layanan konseling di sekolah bagi siswa yang mengalami masalah dengan rokok, juga dapat membantu mereka untuk mendapat bimbingan yang diperlukan.

Pengaruh dukungan remaja untuk berhenti merokok tidak cukup sampai di situ, lingkungan tempat tinggal mereka juga harus membantu dalam pencegahan merokok di kalangan remaja. Salah satunya, dukungan komunitas. Seperti mengadakan kampanye anti-rokok yang melibatkan semua masyarakat. Lalu menciptakan lingkungan bebas rokok di tempat-tempat umum, seperti taman, pusat olah raga, dan tempat hiburan.

Selain peran komunitas, terdapat pula peran ulama. Ulama dapat menggunakan dakwah untuk memberikan pesan tentang bahaya merokok dan pentingnya menjaga kesehatan. Tidak lupa memberikan bimbingan spiritual bagi remaja yang berusaha berhenti merokok, membantu mereka menemukan kekuatan melalui iman.

Peran pemerintah sangat banget diperlukan. Pemerintah harus melakukan regulasi ketat terhadap penjualan rokok, terutama kepada anak di bawah umur. Bisa juga menjalankan kampanye nasional untuk meingkatkan kesadaran tentang bahaya merokok, menggunakan media massa dan media sosial untuk menjangkau remaja dan semua pihak yang masih doyan merokok. Menyediakan fasilitas kesehatan yang mendukung program berhenti merokok, termasuk klinik berhenti merokok dan layanan konseling gratis.

Oke. Kamu siap berhenti merokok? Harus, ya! Jangan membahayakan diri dan orang lain. Catet! [Khadijah Taqiyah]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *